Hartati ke Bupati Buol: 'Barter dong Pak'
Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan Siti Hartati Murdaya dan mantan Bupati Buol
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan Siti Hartati Murdaya dan mantan Bupati Buol, Amran Batalipu sebagai saksi untuk terdakwa mantan Direktur PT Hardaya Inti Plantation, Totok Lestiyo. Sidang digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Dalam kesaksiannya, Hartati mengklaim tidak tahu menahu soal duit Rp 3 miliar yang diberikan ke Amran. Tapi Hartati mengaku pernah diminta sumbangan oleh Amran saat bertemu di lobi Grand Hyatt, Jakarta.
"Pak Amran mengatakan ibu bantu saya sumbangan. Disitu beliau mengatakan Rp 3 miliar," kata Hartati di hadapan majelis hakim.
Terkait sumbangan itu, Hartati mengaku menyanggupi. Namun, dirinya justru memberikan syarat yakni agar membantu membereskan berhentinya aktivitas PT Hardaya Inti Platation di Buol karena demonstrasi warga. "Saya jawab barter dong Pak," tegas Hartati.
Namun dia berdalih tidak serius berbicara soal duit yang diminta Amran itu.
"Saya kan merasa terpojok, gugup. Kalausaya menolak terang-terangan urusan di pabrik akan jadi lebih parah," ujarnya.
Dalam dakwaan Totok, jaksa menyebut anak buah Hartati itu terlibat dalam suap dengan total Rp 3 miliar untuk Amran. Tujuannya agar Amran menerbitkan IUP dan HGU tanah 4.500 hektar atas nama PT Cipta Cakra Murdaya (CCM).
Dalam perkara ini, Hartati divonis 2 tahun 8 bulan penjara di PN Tipikor. Sedangkan Amran dihukum 7 tahun 6 bulan penjara. (Edwin Firdaus)