Istana Tak Komentari Nama Ibas Terseret Kasus Suap SKK Migas
Saya tidak mau mengomentari hal-hal yang belum jelas, kecuali sudah menjadi jelas
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, CIPANAS - Juru bicara Presiden Julian A Pasha enggan berkomentar mengenai nama putera bungsu Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono disebut-sebut oleh tersangka Deviardi saat bersaksi dalam sidang suap di lingkungan SKK Migas dengan terdakwa Simon Gunawan Tanjaya di Pengadilan Tipikor.
"Saya tidak mau mengomentari hal-hal yang belum jelas. Kecuali sudah menjadi jelas," ungkap Juru Bicara Presiden, Julian A Pasha di Kompleks Istana Presiden, di Cipanas, Jawa Barat, Senin (2/12/2013).
Lebih lanjut Julian mengajak semua pihak untuk mengikuti proses hukum mengenai kasus SKK Migas tanpa dibarengi spekulasi, persepsi atau pandangan-pandangan yang sesungguhnya belum tentu berdasar dan tidak ada buktinya.
"Kita kedepankan hukum lah. Hukum harus tetap sebagai panglima agar benar-benar fakta dan kebenaran yang menjadi dasar bagi semuanya," tegasnya.
Julian pun mengatakan Presiden SBY mengikuti perkembangan persidangan kasus SKK Migas.
Sebelumnya, tersangka Deviardi, mengaku pernah diceritakan bos PT Kernel Oil, Widodo Ratanachaitong bahwa perusahaannya memiliki jaringan ke Istana.
Cerita itu menurut Ardi diutarakan Widodo saat bertemu di Singapura pada Maret 2013.
Demikian diungkapkan Deviardi saat bersaksi dalam sidang suap di lingkungan SKK Migas dengan terdakwa Simon Gunawan Tanjaya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
"Dari keterangan yang disampaikan Widodo ke saya, dia main di SKK Migas. Ada tujuh perusahaan, ada jaringan ke Istana, DPR, dan Dipo Alam," ujar Deviardi di hadapan majelis hakim.
Majelis hakim juga sempat menyungging peran Rudi Rubiandini dalam kasus tersebut. "Kalau Rudi berhubungan dengan Widodo agar Ibas dan Istana tenang," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.