Anas Sarankan SBY Jadi Cawapres, Itu Sindiran
Peneliti dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan apa yang disampaikan Anas tersebut merupakan sindiran
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menyarankan agar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju dalam Pemilu 2014 sebagai calon wakil presiden.
Peneliti dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan apa yang disampaikan Anas tersebut merupakan sindiran bahwa Anas bukanlah satu-satunya faktor yang membuat Partai Demokrat terpuruk dimana elektabilitasnya tak kunjung naik.
"Ini kan dimulai dari sebuah twit (kicauan di jejaring Twitter) ataupun komentar Anas di media yang menyatakan bahwa survei ternyata membuktikan Partai Demokrat masih mengalami proses tren yang menurun," ujar Yunarto kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Anas, lanjut Yunarto, mengeluarkan usulan tersebut karena SBY pernah menyindir Anas ketika kasus hukum Anas belum jelas sehingga menyebabkan nasib partai juga terkatung-katung.
"Ini sebenarnya sebuah perang dingin yang belum usai yuang Anas ingin katakan bahwa penurunan elektabiltias Demokrat bukan melulu mengenai proses hukum Anas. Tetapi mengenai citra SBY, citra pemerintahan SBY-Boediono dan bahkan kasus-kasus hukum yang telah terjadi ketika Anas sudah menjadi tersangka yang ternyata melibatkan orang-orang lain yang juga bisa dikatakan lingkaran dalam SBY," ungkap Yunarto.
Dengan demikian, lanjut Yunarto, Anas mengatakan Demokrat hanya bisa selamat oleh sosok SBY. Itu dibutikan dengan dua Pemilu sebelumnya dan dalam survei-survei terbaru partai berlambang bintang mercy itu sebagai partai SBY.
"Jadi Anas ingin melempar isu bagaimana kita lempar dia kembali menjadi magnet elektoral seperti pada 2004 dan 2009 tetapi dengana keterbatasan secara konstitusi kita lempar saja menjadi orang nomor dua (cawapres)," tukas Yunarto.