Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Korban Tragedi Kereta Bintaro Tahun 1987

Saat itu Sholeh naik kereta api dari Stasiun Sudimara tujuan Stasiun Palmerah

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Korban Tragedi Kereta Bintaro Tahun 1987
Warta Kota/Alex Suban
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) commuter line nomor 1131 rute Serpong-Tanah Abang yang mengalami kecelakaan di Bintaro dievakuasi ke Dipo Kereta Manggarai, melintas di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2013). Kereta ini akan menjalani perbaikan. (Warta Kota/Alex Suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sholeh(50) ingat betul kejadian 26 tahun silam saat dua kereta saling bertabrakan di perlintasan Bintaro, Jakarta Selatan.

"Saya masih trauma," ujar Sholeh ketika berbincang dengan Tribunnews.com, Selasa (10/12/2013) malam.

Saat itu Sholeh naik kereta api dari Stasiun Sudimara tujuan Stasiun Palmerah. Sholeh hendak berangkat kerja di gedung DPR yang letaknya dekat dengan Stasiun Palmerah.

"Waktu itu saya masih kerja di kantin DPR," ujar Sholeh.

Di perjalanan, tepatnya di sekitar Bintaro kereta yang dia tumpangi bertabrakan dengan kereta lain dari arah berlawanan. Jerit tangis dari penumpang kereta masih terngiang di kepalanya. Mayat bergelimpangan dimana-mana.

"Banyak terjepit gerbong kereta. Terutama di persambungan kereta," kata Sholeh.

Bahkan kata dia ada penumpang yang nyaris tidak bisa dikenali tubuh dan wajahnya.

BERITA TERKAIT

"Badannya seperti habis tersiram sesuatu," ujar Sholeh dengan mata berkaca-kaca.

Saat kejadian, Sholeh  berada di gerbong dua depan tepatnya di kursi baris keempat.

"Kursinya agak di tengah jadi agak aman," katanya.

Kecelakaan itu menyebabkan kaki kanan Sholeh patah nyaris putus. Agar bisa berfungsi dengan baik maka kakinya disambung dengan sebuah pen.

"Ini masih ada bekasnya," kata Sholeh lalu menyibak celana panjangnya sambil menunjuk betis bekas korban kecelakaan.

Meskipun sudah sembuh namun kaki kanan Sholeh nampak bengkok dan ukurannya lebih besar dibandingkan kaki kiri.

Dari Wikipedia ditulis peristiwa tabrakan kereta ini dikenal dengan sebutan Tragedi Bintaro yakni  peristiwa tabrakan hebat dua buah kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, pada tanggal 19 Oktober 1987 yang merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia.
Peristiwa ini juga menyita perhatian publik dunia mengakibatkan 156 penumpang kereta meninggal dan 300-an lebih terluka. Sebuah kereta api yang berangkat dari Rangkasbitung, bertabrakan dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Tanah Abang. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu musibah paling buruk dalam sejarah transportasi di Indonesia.

Penyelidikan setelah kejadian menunjukkan adanya kelalaian petugas Stasiun Sudimara yang memberikan sinyal aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung, padahal tidak ada pernyataan aman dari Stasiun Kebayoran. Hal ini dilakukan karena penuhnya jalur di stasiun Sudimara.

Kini peristiwa yang nyaris sama terulang.  Senin (9/12/2013), terjadi kecelakaan kereta juga di Bintaro. Kereta menabrak truk tangki BBM Pertamina di perlintasan kereta. Sebanyak 7 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka.

Kita berharap semoga kejadian sama tidak terulang lagi di kemudian hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas