Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kebudayaan Menjadi Dasar Pembangunan

Kebudayaan menjadi fundamental dalam membangun apapu

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Kebudayaan Menjadi Dasar Pembangunan
TRIBUN/DANY PERMANA
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengamati video mapping wayang kulit Pandawa Melawan Kurawa pada Pembukaan Galeri Indonesia Kaya di West Mall Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (10/10/2013). Galeri Indonesia Kaya yang dipersembahkan Djarum Apresiasi Budaya tersebut merupakan ruang publik pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan galeri seni budaya Indonesia dengan konsep digital multimedia, permainan tradisional, dan auditorium pertunjukan yang didedikasikan bagi masyarakat, terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebudayaan menjadi fundamental  dalam membangun apapun.  Tanpa kebudayaan  manusia akan seperti makluk Tuhan lainnya.

"Manusia mampu menciptakan peradaban dengan memproses kebudayaan terus menerus," kata Sekjen Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia  Bintar Lulus  Pradipta dalam  sarasehan bertema Mengajak Generasi Muda Mencintai Kebudayaan Tradisional  yang diselenggarakan  BCA dan UNIMA di Jakarta, Sabtu (20/12/2013).

Indonesia tidak lepas dari budaya dari Sabang-Merauke bahkan sebelum adanya Indonesia.
Budaya menjadi salah satu dari ukuran kemerdekaan disamping kedaulatan politik dan berdikari ekonomi.

Lantas mengapa pemuda  tidak mencintai kebudayaan? "Ya karena tidak ada penguasa atau pemerintah yang  menggelorakan semangat budaya tapi  justru membuka seluas-luas nya kebudayaan asing masuk," katanya.

Masuknya secara terus menerus tanpa adanya saringan bisa membahayakan  budaya di tanah air yang terus akan tergerus dan hilang.

Langkah yang bisa dilakukan adalah  Dinas kebudayaan kabupaten dan  kota bisa  menyelenggatakan pentas-pentas  kebudayaan sebagai tontonan sekaligus tuntunan.

"Sekarang ini  kegiatan  budaya  bisa dihitung dengan jari. Kebudayaan dinilai sudah  kuno,  tidak  berguna, ndeso. Kebudayaan dilihat sebagai  hiburan, sementara nilainya tidak  disampaikan sehingga muncul simplikasi kebudayaan  itu," katanya. (Eko Sutriyanto)

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas