Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahfud MD Mengaku Tidak Mau Narsis

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendeklarasikan diri maju sebagai Calon Presiden RI 2014-2019,

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Mahfud MD Mengaku Tidak Mau Narsis
Henry Lopulalan
Mantan ketua MK, Mahfud MD 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendeklarasikan diri maju sebagai Calon Presiden RI 2014-2019, Mahfud MD mengatakan kondisi demokrasi di Indonesia tengah dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Kata dia Politik transaksional telah mewarnai demokrasi di negri ini.

Dalam sambutanya pada acara Deklarasi Dukungan Lintas Etnis Pencapresan Mahfud MD di hotel NAM, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (29/12/2013), Mahfud mengutip ucapan Wakil Presiden Boediono yang mengatakan pendapatan perkapita penduduk Indonesia masih di bawah Rp 5.500, sehingga rentan dijadikan komoditas politik transaksional.

Ia juga menyebutkan penyakit demokrasi yang telah diprediksi filsuf dari Yunani Aristoteles ribuan tahun, tentang munculnya orator-orator yang bisa membuai rakyat, namun tak satu pun ucapannya benar.

"Bahwa juga dikatakan demokrasi sering muncul suatu cacat. Sering muncul para narsis, orang-orang yang muncul menyatakan dirinya yang paling baik, jujur, padahal tidak. Itu lah orang narsis. Diucapkan (jargon) di media cetak, televisi, radio, padahal itu tidak dia pahami, karena sulit untuk dilaksanakan," ujarnya.

"Saya merasa juga kalau masuk ke arena demokrasi seperti ini, mau tidak mau, saya jadi orang narsis juga. Ada gambar (saya) di pinggir jalan, lalu ditulis Mahdud MD jujur, tegas dan berani. Itu menurut saya pernyataan narsis. Meskipun saya tidak membuat, tapi saya membiarkan," tambahnya.

Namun Mahfud mengakui bila terjun ke dunia Politik itu harus mengusung sebuah jargon. Mahfud merasa panggilan hati untuk memperbaiki bangsa yang tengah terpuruk ini, membuatnya mau tak mau harus terjun ke dunia Politik.

"Saya merasa berat dan merasa tidak mampu. Tapi situasi politik saat ini mengharuskan kita melakukan itu semua karena mau memperbaiki," tandasnya. (NURMULIA REKSO PURNOMO).

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas