Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Tidak Boleh Cuci Tangan Terkait Kenaikan Harga Elpiji

Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago mengatakan pemerintah harus mempertanggungjawabkan

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Pemerintah Tidak Boleh Cuci Tangan Terkait Kenaikan Harga Elpiji
Warta Kota/Nur Ichsan
MIGRASI KE GAS ELPIJI 3 KILO - Pekerja sedang melakukan bongkar muat gas elpiji melon 3 kilogram di sebuah pangkalan di Jalan Tubagus Angke, Rt 08/10, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (3/1). Sejak adanya kenaikan dan kelangkaan gas elpiji 12 kilogram non subsidi, kini kebanyakan penggunanya beralih menggunakan gas melon, sehingga gas milik rakyat kalangan bawah ini permintaannya meningkat dan terancam langka di pasaran. (warta kota/nur ichsan) 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago mengatakan pemerintah harus mempertanggungjawabkan kebijakan kenaikan harga elpiji 12 kg, dan tidak hanya menempatkan Pertamina sebagai satu-satunya pihak yang bertanggungjawab.

"Pemerintah harus bertanggung jawab, tidak bisa lempar begitu saja, cuci tangan lalu lempar kesalahan kepada Pertamina itu tidak bisa," ujar Andrinof di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Minggu (5/1/2014).

Menurut Andrinof, pertamina sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah bagian dari pemerintah dan setiap kebijakannya tidak bisa dilepaskan dari pemerintah. Termasuk dalam kaitannya dengan kebijakan kenaikan harga elpiji 12 kg.

"Pertamina sendiri adalah BUMN, jadi pemerintah harus bertanggung jawab," tegasnya. Lebih lanjut, Andrinof mengatakan sebagai sebuah komoditas yang dipergunakan untuk kebutuhan umum, seharusnya kebijakan untuk menaikan harga mutlak harus dilakukan oleh pemerintah bukan hanya BUMN seperti Pertamina.

Menurutnya, Pertamina dalam hal ini hanyalah operator pelaskana dan kendali penuh tetap di tangan pemerintah.

"BUMN hanya perusahaan, operator, kalau menyangkut layanan publik, pemerintah yang bertanggungjawab. Kalau Pertamina salah segera keluarkan keputusan untuk dibatalkan," tandasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas