Anggaran KPK Untuk Perawatan Mobil Sitaan Cuma Rp 300 Juta
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tampaknya bakal menemui kerepotan merawat mobil-mobil mewah sitaannya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tampaknya bakal menemui kerepotan merawat mobil-mobil mewah sitaannya. Begitu pula Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara yang berada di bawah Kemenkumhan juga akan menemui kesulitan.
Penyebabnya adalah minimnya dana dan kurangnya pemahaman perawatan mobil mewah. Saat ini tercatat ada lima mobil super mewah yang disita penyidik KPK dari kasus Tubagus Chaeri Wardana (Wawan). Sisanya sebanyak 42 kendaraan adalah mobil-mobil berharga ratusan juta sampai Rp 1 milliar.
Juru Bicara KPK Johan Budi Sp mengakui, Direktorat Penindakan KPK hanya menerima dana Rp 300 juta/tahun untuk merawat seluruh barang sitaan di KPK.
Bukan cuma KPK yang punya dana minim, Kemenkumham juga cuma mendapat dana kecil untuk merawat barang sitaan di Rumah penyimpanan Barang Bukti dan Sitaan Negara (Rupbasan).
Kasi Peliputan dan Penyajian Informasi Direktorat Informasi dan Komunikasi (Infokom) Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Kemenkumham, Ika Yusanti, mengaku tak tahu besaran pasti biaya untuk perawatan mobil sitaan.
Tapi, Ika yakin besarannya tak akan lebih dari uang makan per satu narapidana. "Napi itu sehari jatah makannya hanya Rp 7.600. Jadi saya yakin untuk merawat barang sitaan pasti tak akan sampai di atas itu," kata Ika ketika dihubungi Warta Kota, Kamis (20/2).
Kasubsi administrasi dan pemeliharaan Rupbasan Kelas 1 Jakarta Pusat, Gintri Nurpitaharini, menyebutkan, untuk mobil-mobil yang dititip tak pernah diberi perlakuan khusus. Hanya dipanaskan setiap hari tanpa berjalan. Lalu dicuci sepekan sekali. Apabila bensinnya habis, baru dibawa ke SPBU untuk isi bensin.
Minimnya dana pula yang membuat KPK harus mengirit ketika melakukan pelatihan perawatan mobil super mewah terhadap anggota Unit Pengelolaan Alat Bukti dan Sitaan (Labupsi).
KPK memakai konsultan dari Sentul Driving Course. Padahal Sentul Driving Course ini tadinya bukan konsultan untuk perawatan mobil super mewah di KPK. Tapi lebih untuk mengajari petugas bagian penindakan dalam melakukan safety driving saat pengejaran tersangka.
Makanya, pengajarannya hanya mengenai cara menyalakan mesin dan melihat fungsi-fungsi komputer di dalam mobil super mewah itu. Bukan khusus tentang perawatan khusus terhadap mobil-mobil itu.
Penggagas dan Pengelola Sentul Driving Course, Moreno, mengakui hal itu. Moreno mengaku bahwa pihaknya memang disewa KPK lebih untuk mengajari anggota KPK ngebut saat pengejaran. Makanya, untuk perawatan mobil mewah ini pihaknya hanya mengajari hal-hal dasar saja.
Ketika dihubungi Warta Kota, Jumat (21/2), Moreno menyebut bahwa selama mobil-mobil supermewah diam, maka hanya perlu dipanaskan saja. Pengecekan yang paling penting adalah dari komputer di mobil-mobil mewah itu. Dari situ bisa terlihat ada kerusakan apa di bagian mobil tertentu. (ote)