Indra Azwan Mendorong Gerobak Keadilan dari Malang ke Jakarta
Indra Azwan (56) untuk kelima kalinya kembali berjalan kaki dari kota Malang ke Jakarta.
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Indra Azwan (56) untuk kelima kalinya kembali berjalan kaki dari kota Malang ke Jakarta. Kali ini Indra membawa gerobak keadilan, yakni gerobak berlapis alumunium, dengan sejumlah poster di sisinya, yang salah satunya adalah poster yang berisi foto pertemuannya dengan presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Kepada wartawan di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/3/2014), Indra mengaku kali ini ia membawa gerobak untuk mengangkut rongsokan yang ia pungut di jalan, yang akan ia jual dan hasilnya ia berikan ke presiden.
"Saya akan berikan ke SBY uang hasil saya memulung, buat pesangon presiden," katanya.
Sejak tahun 2007 lalu, Indra tercatat sudah lima kali berjalan kaki ke Jakarta. Ia melakukan hal itu untuk memprotes kasus tabrak lari yang dilakukan seorang oknum Polisi terhadap putra Sulungnya Rifki Aditya (12), pada tahun 1993 lalu. Saat ini pelaku penabrakan, Kompol Joko Sumantri masih berdins aktif sebagai Kabag Sumberdaya Manusia, Polres Malang. Karena penabrakan itu, Joko cuma dihukum tidak boleh bersekolah selama enam bulan.
Indra mengaku menempuh waktu sekitar 31 hari untuk mendorong gerobak dari kota Malang sampai Jakarta. Waktu Gunung Kelud meletus, ia sudah berada di kota Surabaya. Indra menyisir pantai Utara Jawa, untuk mencapai Jakarta. ia tidur di tempat-tempat yang memungkinkannya untuk bermalam, salah satunya adalah SPBU.
Saat melintas Polsek Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Indra mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari Polisi. Seseorang yang mengaku Kanit Intel Polsek Keranji merobek poster Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti. Polisi juga menggeledah gerobaknya.
"Padahal saya aksi ini ada izinnya lho dari Mabes Polri, gerobak saya digeledah karena dituduh ada senjata tajam, padahal tidak. Saya dipermalukan di depan umum," ujarnya.
Ia memasang poster Badrodin Haiti karena Jendral Polisi itu ia anggap telah melakukan kebohongan. Badrodin telah memberikan laporan palsu ke presiden terkait penanganan kasus tabrak lari yang menewaskan putra sulungnya itu.
SBY meminta laporan Badrodin, setelah pada Agustus 2010 lalu Indra berhasil menemui SBY dan menceritakan prihal kasus tabrak lari itu. SBY kemudian meminta laporan dari Kapolri yang saat itu dijabat oleh Jendral Bambang Hendraso Danuri, dan yang menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur adalah Badrodin Haiti.
Walaupun sudah bertemu langsung dengan SBY, hingga kini Indra belum juga mendapat keadilan. Oleh karena itu ia akan terus menggelar aski, hingga pelaku penabrakan terhadap putranya itu dihukum.
"Saya akan ke Mabes Polri besok, saya akan ke Istana. Kalau tidak sukses juga, saya akan shalat jenazah di depan Istana, karena di dalam itu isinya mayat, nggak bisa dengar keluhan rakyat," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.