Rieke Pitaloka: Satinah Bunuh Majikannya karena Terlebih Dulu Disiksa
Kasus Satinah, sempat menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda dari masyarakat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Satinah, TKI yang divonis hukuman mati di Arab Saudi karena membunuh majikannya, sempat menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda dari masyarakat.
Ada masyarakat, intelektual, maupun politikus yang bersimpati sehingga tergerak mengumpulkan dana untuk membantu menebus nyawa Satinah. TKI asal Unggaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, itu sendiri bakal dipancung pada 3 April 2014, kalau tak ditebus.
Tapi di lain sisi, ada pula pihak yang mencibir karena menilai pemerintah maupun rakyat Indonesia tak patut membantu menyelamatkan seorang pembunuh.
"Untuk menjernihkan persepsi masyarakat, saya tegaskan, Satinah binti Jumadi Ahmad memang membunuh majikannya. Tapi, harus diketahui, dia membunuh karena sang majikan sendiri selalu menyiksanya. Secara psikologis, setiap orang akan melawan kalau teraniaya," terang Anggota Komisi IX DPR RI Rieke Diah Pitaloka, Senin (31/3/2014).
Rieke mengungkapkan, Satinah membunuh majikannya yang bernama Nurah binti Muhammad Al Gharib untuk membela diri.
Peristiwa itu sendiri, terjadi tahun 2007 silam. Suatu hari dalam bulan Juni 2007, Satinah tengah asyik memasak di dapur rumah majikannya.
Tiba-tiba, kata Rieke, majikan Satinah berteriak memanggil. Ketika Satinah mendekat, majikan menjambak rambut dan hendak membenturkan kepalanya ke tembok.
"Satinah berusaha melawan, dan akhirnya dia meraih adonan roti dan dalam keadaan kesakitan dan panik, ia memukulkan adonan roti ke tengkuk majikan," terangnya.
Majikan Satinah lantas tak sadarkan diri, dan ia membawa majikan ke kamar. Satinah lantas menyerahkan diri ke kantor polisi terdekat.
"Kisah Satinah ini lah yang tak pernah dibuka pemerintah kepada publik, sehingga banyak persepsi salah tentang kasusnya. Karenanya, bagi saya pribadi, nyawa Satinah layak ditebus," tandasnya.