Produksi Rokok Putih di Indonesia Harus Dikurangi
Sementara itu produksi rokok kretek buatan tangan yang harus diperbanyak
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia harus mengurangi produksi rokok kretek putih dan rokok putih. Sementara itu produksi rokok kretek buatan tangan yang harus diperbanyak.
Wakil Ketua Komisi XI, Harry Azhar Azis, mengungkapkan hal itu usai acara tentang cukai di Crowne Plaza Hotel, Senin (21/4/2014) kemarin.
Menurut Harry strategi mengurangi rokok putih dan rokok kretek putih bisa jadi cara baik untuk menambah lapangan kerja.
Sebab, ucap Harry, produksi rokok putih dan rokok kretek putih justru mengurangi tenaga kerja di industri rokok.
"Sebab kan dibuatnya oleh mesin," kata Harry.
Namun, ketika rokok putih dan rokok kretek putih produksinya berkurang, perusahaan rokok harus menggenjot produksi rokok kretek tangan khas Indonesia.
"Dengan begitu akan lebih banyak penyerapan tenaga kerja di Industri rokok," katanya.
Saat ini industri rokok di Indonesia baru mempekerjakan 6 juta orang. Dengan cara itu bisa bertambah sampai 10 juta pekerja bahkan lebih di industri rokok nasional.
Selanjutnya, setelah itu pemerintah harus menerapkan strategi tepat tentang cukai. Sebab sudah pasti akan terjadi penurunan jumlah perokok karena pengurangan produksi rokok putih. Sebab selama ini banyak perokok pemula menggandrungi rokok putih.
Strateginya bisa penurunan nilai cukai atau bahkan ditiadakan. Dengan strategi ini, kata Harry seluruhnya bisa didapat Indonesia. Pemasukan negara tetap ada dari rokok, lapangan kerja tambah banyak, lalu jumlah perokok menurun karena penggila rokok kretek khas Indonesia lebih sedikit ketimbang penggila rokok putih.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.