Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Bakal Menjadi Pusat Perawatan Pesawat

Indonesia juga mesti menjamin kualitas pelayanan yang tinggi termasuk sumber daya manusia

zoom-in Indonesia Bakal Menjadi Pusat Perawatan Pesawat
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Pesawat Garuda Indonesia menggunakan logo lama saat take off di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Senin (28/4/2014). Logo lama yang pernah digunakan tahun 1961-1969 tersebut, saat ini dipasang di pesawat untuk memperingati sejarah Garuda Indonesia sebagai pelopor dalam bisnis penerbangan di tanah air. SERAMBI/M ANSHAR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi pusat perawatan pesawat (maintenance, repair, overhaul/MRO) mengingat besarnya pertumbuhan industri penerbangan di Tanah Air.

"Kondisi ini menjadi pasar potensial bagi MRO, mengingat pertumbuhan perusahaan penerbangan ditandai dengan pertumbuhan jumlah penumpang 15-20 persen per tahun dan meningkatnya pemesanan pesawat," kata EE Mangindaan di Jakarta, Kamis (1/5/2014).

Untuk itu, ujar dia, Indonesia juga mesti menjamin kualitas pelayanan yang tinggi termasuk sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi. Oleh karena itu dalam waktu singkat, Indonesia bisa menjadi pusat MRO regional yang penting di kawasan Asia Pasifik.

Namun, ia mengungkapkan bahwa saat ini pasar MRO nasional diperkirakan hanya mampu menyerap 30 persen, sementara 70 persen perawatan pesawat di luar negeri.

"Ini menunjukkan kita belum mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri di bidang perawatan pesawat udara," ucap Mangindaan.

Sebelumnya, Asosiasi Perawatan Pesawat Indonesia (Indonesia Aircraft Maintenance Shop Association/IAMSA) menyatakan, Indonesia masih minim tenaga ahli perawatan pesawat yang sebenarnya berpotensi untuk berkembang.

"Teknisi dan tenaga ahli perawatan masih menjadi profesi langka di Indonesia," kata Presiden IAMSA Richard Budihadianto dalam acara Aviation MRO Indonesia 2014 Conference and Exhibition di Jakarta, Selasa (29/4/2014).

Berita Rekomendasi

Menurut Richard, kekurangan teknisi dan tenaga ahli perawatan pesawat juga dapat disebut sebagai isu utama industri perawatan pesawat. Ia mengingatkan, saat ini jumlah teknisi dan tenaga ahli perawatan pesawat di Indonesia diperkirakan di bawah 3.000 orang. Padahal kebutuhan industri perawatan pesawat untuk lima tahun ke depan mencapai 6.000 orang dengan asumsi kapasitas MRO nasional meningkat menjadi 50-60 persen.

Untuk itu, IAMSA menilai perlunya terobosan pemerintah dan pelaku industri MRO guna memenuhi kebutuhan teknisi dan tenaga ahli perawatan pesawat. "Institusi pendidikan yang ada sekarang hanya mampu menghasilkan maksimal 600 orang teknisi," kata Richard.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas