Tim Jokowi-JK Nilai Polisi Tak Serius Usut "Obor Rakyat"
Selain tak mencantumkan alamat redaksi, Martabat tak memasang alamat percetakan. Tabloid ini juga tak menyebutkan penanggung jawab redaksi.
Karena penanganan tabloid Obor berjalan lambat, di Kalimantan Timur muncul tabloid Martabat yang isinya memojokkan Jokowi-JK.
Jakarta - Ketua tim hukum pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, Trimedya Panjaitan menilai Kapolri Jenderal Sutarman terkesan mengulur-ulur proses pengusutan kasus Tabloid Obor Rakyat. Padahal kasus fitnah terhadap calon presiden Joko Widodo itu seharusnya jadi perhatian utama.
"Banyak alasan dari Kapolri yang terkesan normatif, seharusnya Polri memberikan kesan kecepatan dalam menyelesaikan kasus ini," kata Trimedya saat dihubungi wartawan Senin Malam seperti ditulis harian Media Indonesia, Selasa 1 Juli 2014.
Seperti telah banyak diberitakan sebelumnya bahwa tim kuasa hukum Jokowi-JK telah melaporkan tabloid Obor Rakyat ke Bareskrim Polri pada 16 Juni 2014 lalu. Tabloid yang diedarkan di daerah-daerah pesantren di pulau Jawa berisi artikel-artikel fitnah dan kebencian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Polisi Boy Rafli Amar membantah bahwa Polri memperlambat penanganan kasus ini. Menurut Boy, Polri telah bekerja sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Polri, kata Boy, terus memanggil sejumlah pihak untuk mendalami kasus tabloid Obor, seperti memanggil PT Mulia Kencana Semesta yang mencetak tabloid Obor, PT Pos Indonesia yang mendistribusikan, dan lusa akan memanggil kembali jurnalis Darmawan Sepriyossa.
"Pada tanggal 2 (Juli) akan memanggil saudara DS yang infonya sedang tidak di Indonesia. Mudah-mudahan segera kembali," kata Boy.
Tabloid Obor diduga terkait dengan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa karena peran seorang pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid. Riza adalah orang yang membeli Rumah Polonia di Jakarta Timur yang menjadi markas capres-cawapres nomor urut 1. (Media Indonesia, 30 Juni 2014).
Karena penanganan tabloid Obor berjalan lambat, di Kalimantan Timur muncul tabloid Martabat yang isinya memojokkan Jokowi-JK. "Tabloid itu dibagikan di masjid saat tarawih," kata ketua tim pemenangan Jokowi-JK Kaltim, Dody Rondonuwu, kemarin.
Selain di Kabupaten Kutai Kartanegara, tabloid itu beredar pula di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Timur, Kota Balikpapan, dan wilayah provinsi Kalimantan Utara.
Koran Tempo Selasa 1 Juli 2014 memberitakan bahwa sedikitnya dua permukiman di Samarinda telah menerima tabloid Martabat setebal 16 halaman. Seorang warga Samarinda, Muhammad Yamin mengaku menerima tabloid yang bersampul gambar Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak berdampingan dengan Prabowo Subianto.
Tabloid Martabat dibagikan oleh dua orang bersepeda motor. "Bukan orang sekitar rumah," kata Yamin.
Agak berbeda dengan Obor Rakyat, Tabloid Martabat berisi dua figur yang berebut memimpin negeri. Tapi porsi beritanya memojokkan Jokowi. Martabat edisi perdana memuat kebocoran anggaran DKI Jakarta masa Gubernur Joko Widodo versi Badan Pemeriksa Keuangan. Di halaman lain, tabloid tanpa alamat redaksi itu menghujat program Revolusi Mental Jokowi. Porsi tulisan tentang Prabowo seluruhnya positif, dari masa kemiliteran, kedisiplinan, hingga program kerja buat wilayah Kalimantan Timur.
Selain tak mencantumkan alamat redaksi, Martabat tak memasang alamat percetakan. Tabloid ini juga tak menyebutkan penanggung jawab redaksi. (skj) (Advertorial)