Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Merasa Kalah Cantik dan Tinggi, Paskibraka Ini Tak Percaya Bisa Terpilih

Merasa kalah cantik dan kalah tinggi postur badannya, Yonanda Zulfa tak percaya dirinya terpilih jadi Paskibraka nasional.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Merasa Kalah Cantik dan Tinggi, Paskibraka Ini Tak Percaya Bisa Terpilih
TRIBUN/DANY PERMANA
Anggota Paskibraka Yonanda Zulfa membawa Bendera Merah Putih untuk disimpan dalam Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8/2014). Bangsa Indonesia hari ini merayakan kemerdekaannya yang ke-69. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, Minggu (17/8/2014) menjadi hari yang sangat bersejarah bagi Yonanda Zulfa siswi SMA Bakti Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Putri kelahiran Pangkal Pinang, 26 Juli 1998 lalu bertugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Pembawa Baki, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2014) sore.

Perasaan tak percaya sempat dirasakan Paskibraka Putri asal Pengiriman Kepulauan Bangka Belitung, kala didaulat bertugas Pembawa Baki dari Tim Mawar.

"Baru pagi tadi, saya diberitahu. Pagi untuk pengibar Bendera Pembawa Baki dari Tim Melati, Juana Gita Medinnas Janis, Paskibraka Putri dari Sulawesi Utara. Saya untuk Sore, penurunan Bendera," kenang gadis berhijab ini, saat berbincang-bincang dengan Tribunnews.com, usai melaksanakan tugas Penurunan Bendera Merah Putih di Istana Merdeka.

Yonanda pun masih seperti bermimpi mendapat tugas Pembawa Baki, setelah tugas itu berhasil dilaksanakannya dengan baik. Karena dirinya merasa masih banyak dari 34 rekan Paskibraka Putri yang lebih cakap dan berpeluang.

"Ya Allah, tak menyangka bisa jadi Pembawa Baki. Karena kan saingannya banyak, terus mereka cantik-cantik. Mereka yang dari Provinsi lain juga tinggi-tinggi. Tapi, kok aku bisa yang terpilih," ucapnya.

BERITA REKOMENDASI

Yang jelas, menurut Yonanda, pengalaman sebagai Pembawa Baki dan mengembalikan Bendera Merah Putih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, tak akan dilupakannya seumur hidup.

"Itu tadi kenyataan seperti mimpi saja. Ya Allah, pengalaman tadi tak akan dilupain, dan akan dikenang seumur hidup, sampai punya anak dan cucu, sampai jadi nenek-nenek pun akan saya ingat terus," akunya bahagia.

Namun, diakuinya, perjuangan besar telah dilakukannya untuk bisa terpilih sebagai anggota Paskibraka tingkat nasional tidaklah ringan. Pun begitu bisa mendapat posisi menjadi Pembawa Baki.

Apalagi berdasarkan arahan para senior dan pelatih, dengan waktu relatif hanya 14 hari latihan, seluruhnya dilatih, digembleng dan dipersiapkan. Selama ini, butuh waktu minimal tiga pekan mempersiapkan Paskibraka yang akan bertugas di Istana Merdeka.

Jam istirahat yang terhitung relatif singkat dan sedikit dialami Yonanda dan 67 rekan Paskibraka dari 34 provinsi seluruh Indonesia. Sejak pagi sekitar pukul 04.00 WIB, aktifitas sudah dimulai. Jam latihan dari pagi hingga sore pukul 18.00 WIB dengan menu latihan yang lengkap dan disiplin tinggi dilahapnya.


Selama itu pula, komunikasi dengan orangtua dan keluarga terputus untuk sementara waktu demi pemusatan latihan. Alat komunikasi pun tak diperkenankan dipegang para Paskibraka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas