Nazaruddin Menyesal Anas Tak Bisa Diatur Soal Proyek
"Dia (Nazar, red) sampaikan sangat menyesal ketika Mas Anas menang, karena tidak bisa diatur-atur. Misalnya, dalam urus proyek."
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Nazaruddin belakangan baru menyesal setelah mendukung Anas Urbaningrum sampai tampil sebagai Ketua Umum Partai Demokrat terpilih dalam kongres di Bandung pada 2010 silam.
Sejak terpilih Nazaruddin sulit mengajak Anas mengurus proyek. Demikian ujar Nuril Anwar, mantan staf Nazaruddin di DPR, saat bersaksi untuk Anas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (18/8/2014).
"Dia (Nazar, red) sampaikan sangat menyesal ketika Mas Anas menang, karena tidak bisa diatur-atur. Misalnya, dalam urus proyek, Mas Anas lebih asyik konsolidasi ke daerah-daerah. Itu yang buat dia menyesal," kata Nuril bersaksi.
Tak hanya itu, isu-isu pribadi tentang Nazar yang kerap menggunakan nama Ketua Umum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta Ibas untuk mencari keuntungan. "Kedua laporan tentang peristiwa di majalah itu soal SPG yang membuat dia cukup gelisah," kata Nuril.
Saat itu Nazar diberitakan melecehkan seorang Sales Promotion Girl (SPG). Nazar sendiri, kata Nuril, lebih akrab dengan Ketua DPR Marzuki Alie. Bahkan menjelang kepergian Nazar ke Singapura, Marzukie-lah orang yang ditemui Nazar dan dimintai bantuan.
"Dia (Nazar) bercerita kepada saya pada saat itu yang sangat pasang badan adalah Pak Marzuki terhadap dia saat itu," kata Nuril.
Dalam persidangan sebelumnya, terungkap bahwa Nazar 'bermain tiga kaki' dalam Kongres Demokrat di Bandung. Nazar mendukung tiga kandidat Ketua Umum Partai Demokrat yakni Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan Marzuki Alie.