Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Naikkan Harga BBM, Effendi Bantah PDIP Tidak Konsisten

Ketua DPP PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, mengaku partainya tetap konsisten walau kini ada opsi untuk menaikkan harga bahan bakar minyak

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Naikkan Harga BBM, Effendi Bantah PDIP Tidak Konsisten
Warta Kota/Alex Suban
Para pengendara sepeda motor antre mengisi premium di SPBU Pertamina, Sentul City, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (27/8/2014). Walaupun pembatasan BBM nonsubsidi telah dibatalkan Selasa (26/8) sore, pasokan BBM ke SPBU masih terbatas karena masih menggunakan delivery order saat pembatasan. Pasokan akan kembali normal Kamis (28/8). (Warta Kota/alex suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, mengaku partainya tetap konsisten walau kini ada opsi untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) saat pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berkuasa.

Selama 10 tahun berada di luar pemerintahan, PDI Perjuangan memang memosisikan dirinya sebagai 'oposisi' dan menolak kenaikan harga BBM.

"Kami mengoreksi pemerintahan baik pusat dan daerah berdasarkan panduan. Kami mengoreksi (secara) terukur. Kalau sekarang kami dianggap tidak konsisten, justru kami konsisten apa yang kami yakini berdasarkan pokok bahasannya," ujar Effendi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Jumat (30/8/2014).

Pokok bahasan yang dimaksud Effendi adalah memasukkan program-program Jokowi-JK yang dijanjikan saat berkampanye. Namun program tersebut kecil kemungkinannya terealisasi mengingat APBN yang disusun SBY-Boediono tidak mengakomodirnya.

Effendi menegaskan ini lebih berbahaya dibanding mereka tidak menaikkan harga BBM jika memang nantinya itu disepakati.

"Justru itu lebih berbahaya. Berarti Anda (Jokowi-JK) tidak commit dong. Ini kan harus masuk program-program andalan yang selaa ini sudah dipilih oleh rakyat. Apa janji-janji Pak Jokowi kan harus masuk, harus diundangkan dalam APBN. Ini yang kemudian kita akhiri konsekuensi logis dari itu kemudian dampaknya dianggap kami tidak konsisten saya kira tidak benar," kata Effendi.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas