Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nusron Wahid Ingatkan Jatah BBM yang Mulai Menipis

Kalau habis ya beli lagi, pilihannya mau beli sesuai kebutuhan masyarakat, atau beli sesuai kemampuan pemerintah," kata Nusron.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Nusron Wahid Ingatkan Jatah BBM yang Mulai Menipis
Warta Kota/Alex Suban
Para pengendara sepeda motor antre mengisi premium di SPBU Pertamina, Sentul City, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (27/8/2014). Walaupun pembatasan BBM nonsubsidi telah dibatalkan Selasa (26/8) sore, pasokan BBM ke SPBU masih terbatas karena masih menggunakan delivery order saat pembatasan. Pasokan akan kembali normal Kamis (28/8). (Warta Kota/alex suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR yang sudah dipecat dari Partai Golkar, Nusron Wahid mengingatkan soal ancaman jatah soal jatah BBM bersubsidi tahun 2014 sebanyak 46 juta kilo liter, yang terancam habis sebelum akhir tahun.

Kepada wartawan usai menemui Jusuf Kalla (JK) di kediamannya Jalan Brawijaya nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (1/9/2014), Nusron yang juga membantu persiapan pemerintahan Jokowi-JK mengatakan habisnya jatah BBM bersubsidi, bisa jadi akan terjadi setelah 20 Oktober mendatang, dimana pasangan Jokowi - JK sudah resmi memimpin negara.

"Kalau habis ya beli lagi, pilihannya mau beli sesuai kebutuhan masyarakat, atau beli sesuai kemampuan pemerintah," katanya.

Jika pemerintah memilih kebijakan untuk membeli sesuai kebutuhan masyarakat maka hal itu akan semakin membuat cadangan uang negara semakin menipis.

Bahkan bukan tidak mungkin negara akan bangkrut karena hal tersebut, mengingat konsumsi BBM bersubsidi oleh masyarakat yang berlebihan.

"Kalau itu terjadi, pemerintahan Jokowi - JK bisa disebut telah membangkrutkan negara," ujarnya.

Walaupun konsumsi BBM bersubsidi yang berlebihan diakibatkan kebijakan-kebijakan pemerintah Jokowi-JK, Nusron khawatir masyarakat akan tetap mempermasalahkan pasangan tersebut karena hal itu terjadi di bawah rezim mereka.

Berita Rekomendasi

Untuk menyelamatkan uang negara, maka menurutnya subsidi BBM harus dikurangi dan harga harus disesuaikan. Dengan penyesuaian harga, masyarakat kata dia akan lebih berhemat dalam mengkonsumsi BBM bersubsidi, karena pembatasan subsidi hanya akan menimbulkan kegelisahan masyarakat.

Lebih cepat penyesuaian subsidi itu dilakukan, maka akan semakin besar uang negara yang bisa diselamatkan. Namun sayangnya presiden Susilo Bambang Yudoyon (SBY) sudah menegaskan, bahwa di ujung masa pemerintahannya ia tidak akan menambah beban masyarakat dengan menaikkan harga BBM.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas