15 Hektare Lahan Vila Dibeli Taufik Kiemas Rp 80 Ribu Per Meter
Dua rumah, dan satu pendopo dengan model arsitek rumah adat berdiri di atas hamparan lahan seluas 15 hektare milik Megawati, dibeli Taufik Kiemas.
Editor: Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dua unit rumah, dan satu pendopo dengan model arsitek rumah adat berdiri di tengah hampaaran lahan seluas 15 hektare milik mantan presiden dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun demikian, vila yang terletak di kawasan Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat itu jauh dari kesan mewah.
"Kalau orang berpikir villa ibu mega mewah, alhamdulillah. Tapi sebenarnya biasa saja. Barang paling mewah di sini, TV 20 inci, itu pun bukan TV flat, tapi TV zadul (saman dulu)," kata Jaya, penjaga vila milik Megawati saat ditemui Tribunnews.com, Selasa (15/9/2014) sore.
Menurut Jaya dan Rudy, juga penjaga vila Megawati, hamparan tanah itu dibeli Taufik Kiemas sekitar tahun 2008. Ketika itu, Taufik mantan Ketua Dewan Pertimbangan PDIP belum menjabat Ketua MPR RI, jabatan yang diraih hasil Pemilu 2009.
Tanah itu dulu dibeli dari beberapa warga Pasir Muncang. Tanah dibeli melalui perantaraan makelar bernama Jafar, warga Pasir Paliki, beda desa dari Sumakanah.
"Yang cocok tanah ini pertama kali Pak TK, yang kedua baru bareng ibu Mega ke sini," ujar Jaya.
Rudy menjelaskan, tanah seluas 15 hektar itu awalnya milik warga desa setempat. Kemudian sekitar tujuh tahun lalu, yakni tahun 2008 tanah yang berdiri di atas 650 meter dari permukaan laut itu dibeli mantan Ketua Majelis Permusyawaran Rakyat (MPR RI) almarhum Taufik Kiemas, suami Mega.
Saat itu harga tanah yang terletak di pinggir kali ini terbilang murah mulai dari 50 ribu sampai 80 ribu per meternya. "Sekarang, tanah di sini sdah lumayan mahal, ada yang 1 juta ada yang 1,5 juta permeter. Jadi lahan ini dibeli Ibu Mega pas masih hutan. Tadinya (tanah ini) punya masyarakat sini," kata Rudi warga asli Desa Sukakarya, yang sudah 6 tahun bekerja sebagai penjaga vila di tempat itu sejak mulai penggarapan lahan.
Hal senada dikatakan Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Sukamanah Mohammad Darusalam. Ia mengatakan tanah tersebut dibeli dari warga sekitar 7 tahu lalu. Vila Mega hanya berjarak sekitar 700 meter dari kantor kepala desa," Yang beli itu almarhum Pak Taufik Kiemas. (Tanah) itu dibeli dari warga sekitar 6-7 tahunan, 2008," kata Darussalam saat ditemui Tribun di Kantor Kepala Desa setempat.
Tanah kepunyaan Mega itu terletak di dua RT dalam satu desa. Pada bagian bangunan vila bediri di RT 03 sedangkan sisi halaman taman memasuki wilayah RT 03 Desa Sukamanah. Sebagian lagi tanaman-tanaman tumbuh di wilayah RT 02. "Karena tadinya kan yang punya warga saya terus dibeli bu Mega," imbuh Ketua RT 02 Desa Sukamanah, Misba. (Baca: Megawati Nyanyi Lagu My Way di Hadapan Jokowi-JK)
Misba menuturkan sebelum meninggal, Taufik Kiemas bersama Mega kerap mengunjungi vila itu. Dalam satu pekan mereka bisa hingga dua kali datang. Namun dikatakan senjak Taufik wafat, Juni 2013, Mega pun jarang mengunjungi tempat itu.
Bahkan, bila lebarin haji atau hari raya kurban, Mega memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk memotong sapi. Daging itu kemudian dibagi-bagikan kepada warga sekitar vila.
Sementara Jaya menyebutkan putri dari Proklamator RI itu tetap sekali-kali datang untuk berakhir pekan. Mega sangat gemar menanam tanaman, seperti tanaman obat-obatan, tanaman bunga bunga langkah, buah-buahan diantaranya alpukat, manggis, pepaya, hingga pohon kemiri, pohon damar laut, pohon muncang," Sebenarnya ibu kesini jarang, hanya sekali-sekali. Kebetulan Ibu Mega senang nanam," ucapnya. (Baca: Asinan Bogor Menu Hidangan pada Pertemuan Mega, Jokowi dan JK)
Jaya pun menjelaskan halam skitar dalam vila itu lebih cocok disebut selayaknya rumah biasa lantaran postur bangunan yang berdiri hanya sederhana. Fasilitasnya pun kata dia hanya seperti rumah biasa.
Meskipun Mega jarang datang, ada sebanyak 17 orang karyawan selalu merawat dan membersihkan vila itu. Karyawan Mega tersebut merupakan warga asli dari desa setempat.
Ke tempat yang berada di bantara Sungai Suka Birus itu, Minggu lalu, presiden terpilih Joko Widodo mampir. Jokowi meninggalkan Vila sekitar pukul 15.00 WIB. Sekeluarnya dari pintu gerbang Jokowi langsung disambut oleh puluhan warga yang sejak pukul 07.00 WIB pagi sudah banyak yang menuggu Jokowi di gerbang pintu utama. (Baca: Vila Megawati Sepasang Rumah Limas Palembang dan Joglo Jepara)
Salah satu diantarnya adalah Ibu Aan merasa sangat senang karena dia biasanya hanya melihat Gubernur (nonaktif) DKI Jakarta itu melalui siaran berita di televisi.
"(Jokowi) lewat senyum. Banyak warga yang ingin berfoto. Luar biasa. Sebelumnya belum pernah lihat langsung, senang karena lihat langsung," kata Aan.
Sementara seorang ibu lainnya mengatakan dia sampai rela-rela tidak makan karena tidak ingin melewatkan menyambut Jokowi. "Sambutannya (kedatangan Jokowi) meriah sekali. Saya sampai tidak makan nuggu Jokowi," ujar seorang Ibu yang merupakan warga setempat yang enggan menyebutkan nama.
Kata dia, Jokowi merupakan pria yang ganteng. "Enakan lihat langsung. Ganteng. Sekarang (Jokowi) agak gemukan," tandasnya. (tribunnews/rahmat patutie/domu d ambarita)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.