Gubernur Riau Ditangkap KPK, Mendagri Teringat Disertasi Pilkada Langsung
"Saya merasa prihatin kasus tangkap tangan," ujar Gamawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/9/2014).
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi angkat bicara mengenai penangkapan Gubernur Riau Annas Maamun oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Gamawan mengaku prihatin atas kejadian tersebut.
"Saya merasa prihatin kasus tangkap tangan," ujar Gamawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/9/2014).
Gamawan lalu teringat dengan disertasi yang ia buat mengenai pilkada langsung. Kasus yang diteliti mengenai 58 kepala daerah yang terbukti ada hubungan pilkada langsung dengan kasus korupsi.
"Kalau tidak kita perbaiki kualitas dan proses ini akan terus terjadi. Jika pilkada langsung jadi pilihan harus ada perbaikan," tutur Gamawan.
Menurut Gamawan ada hubungan antara pilkada langsung dengan korupsi jika tidak diperbaiki kualitasnya. Ia mencontohkan calon yang membayar kampanye yang mahal serta mahar partai. "Belum lagi pengerahan massa," tuturnya.
Sebelumnya, Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan menangkap Gubernur Riau Annas Maamun. Annas diamankan bersama sejumlah pihak lainnya, Kamis (25/9/2014) malam.
Politikus Partai Golkar tersebut ditangkap terkait kasus dugaan suap terkait perizinan lahan di kawasan Indragiri Hilir dan Rokan Hilir, Riau.
Informasi diterima Tribun, Annas Maamun ditangkap di wilayah Cibubur, Jakarta Timur. Menurut Penasihat Hukum Annas, Evanora, kliennya pergi ke Jakarta sejak Kamis 24 September kemarin. Tujuannya untuk menghadiri acara halal bihalal masyarakat Rokan Hilir.