Daniel Sparringa: Sesuatu yang Indah Itu Tiba-tiba Harus Kami Tinggalkan
sejumlah pembantunya yang selama ini membantu SBY dalam tugas-tugas kenegaraan pun mulai bersiap menuntaskan masa baktinya.
Editor: Rachmat Hidayat
"Kalau pun ada kekurangannya kritiklah dengan ukuran yang pas. Karena kritik yang tidak adil hanya mengakibatkan pemerintahan tidak memiliki pijakan lebih kuat," katanya.
Sebelum menjadi staf khusus presiden, Daniel Sparringga berkutat dengan dunia kampus. Dia menjadi pengajar di Universitas Airlangga. Ia menempuh studi S1 bidang sosiologi di Unair.
Selepas mendapat gelar sarjana pada tahun 1983, Daniel kemudian mendapatkan gelar master bidang sosiologi pada tahun 1991 di Flinder University, Australia dan gelar doktor di kampus yang sama pada tahun 1997.
Dia membuat disertasi dengan judul "Discourse, Democracy and Intellectual in New Order Indonesia" saat menyabet gelar doktor.
Wisudawan dengan prestasi akademik terbaik dan wisudawan dengan studi tercepat Universitas Airlangga ini berencana kembali ke dunia kampus setelah menyudahi pengabdiannya kepada negara selama lima tahun.
"Tidak ada hal yang saya paling cintai, selain kembali ke kampus," kata pria penyuka mobil tua itu.