Jadi MC Pelantikan Jokowi Gara-gara Lomba Nyanyi Agustusan
Dian Kartikasari tak menyangka akan dipercaya menjadi pembawa acara atau master of ceremony (MC) pada Sidang Paripurna MPR Pelantikan Jokowi
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dian Kartikasari tak menyangka akan dipercaya menjadi pembawa acara atau master of ceremony (MC) pada Sidang Paripurna MPR Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2014. Dian menjadi MC gara-gara sering ikut lomba bernyanyi acara 17- Agustusan.
Saat ini, Bagian Protokol Setjen MPR RI mempunyai empat orang MC, yakni Dian Kartisari, Dina Tamala, Ana dan Lena. Mereka bergantian menjadi MC untuk kegiatan persidangan dan kegiatan penerimaan tamu pimpinan MPR. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono pun kerap menghadiri persidangan-persidangan MPR itu.
Dian Kartika menceriterakan, sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bagian Protokol Kesetjenan MPR RI, ia sudah lebih 10 tahun menjadi petugas MC.
Tidak sembarang pegawai protokol bisa menjadi MC pada acara penting semisal pelantikan presiden dan wakil presiden. Satu di antara syarat yang harus dipenuhi adalah kapabilitas diri dan pengalaman atau jam terbang.
Perempuan kelahiran 33 tahun lalu di Purworejo, Jawa Tengah itu bercerita mengenai terpilihnya menjadi MC. Gara-gara mengikuti lomba bernyanyi saat Hari Kemerdekaan RI atau Agustusan, kini Dian menjadi bagian dari petugas MC. "Kami ini jadi MC gara-gara nyanyi. Kami pernah tampil nyanyi acara lomba-lomba Agustusan di DPR/MPR. Mungkin didengar suaranya kok dapat," ungkap Dian.
Dian menceritakan latar belakang dirinya sehingga bisa terpilih menjadi MC pelantikan presiden dan wakil presiden.
Mulanya, ia bertugas sebagi staf pimpinan MPR saat kepemimpinan Amien Rais. Ia kali pertama mendapatkan kepercayaan menjadi seorang MC untuk Sidang Paripurna Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 2009.
"Sejak SBY dilantik jadi presiden pada 2009 dan sekarang lagi," ujarnya.
Dina Tamala (35), menjadi MC cadangan untuk pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2014 nanti.
Ia menceritakan, dirinya dan tiga MC lainnya hanya mendapatkan pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan istruktur dari stasiun televisi TVRI dan protokol Istana Negara "Kami didiklatkan di sini. Jujur, kami tidak ada background MC atau Paduan Suara sama sekali," ujar Dina Tamala.
Perempuan asal Malang, Jawa Timur itu mengungkapkan kebanggaannya menjadi MC di MPR. "Tapi, tidak terbayangkan bisa berdiri di sini. Walaupun saya kemarin hanya jadi MC Sidang Paripurna akhir MPR. Aku sudah, Ya ampun..., bangga banget," ucap Dina, menimpali pengakuan rasa bangga Dian Kartikasari yang duduk di sampingnya.