Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sahabat AS: AS Lompat ke Tempat Tidur, Masuk Selimut lalu Saya Foto

Tiba-tiba dia lompat naik tempat tidur, masuk selimut saya foto. Kan dulu belum ada selfie

Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sahabat AS: AS Lompat ke Tempat Tidur, Masuk Selimut lalu Saya Foto
TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad (kiri) ditemani Deputi Pencegahan Johan Budi (kanan) menunjukan bukti foto rekayasa yang memuat orang mirip dirinya dengan seorang wanita di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/2/2015). Dalam konferensi pers tersebut Abraham juga membantah jika dirinya bersedia membantu penanganan kasus korupsi politisi PDIP terkait rencana pencalonan dirinya menjadi wakil Joko Widodo dalam Pilpres 2014. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Zainal Taher mengatakan tak ada satu orang pun yang memiliki foto syur perempuan cantik Feriyani Lim (28), bersama orang mirip Abraham Samad (AS) kecuali dirinya.

Pria yang mengaku kenalan dekat AS ini menyebutkan, foto itu diabadikannya pada tahun 2007 silam di salah satu Hotel di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Di dalam kamar beramai-ramai Ada beberapa orang sambil becanda-canda. Saya sama-sama AS datang ke situ. Tiba-tiba dia lompat naik tempat tidur, masuk selimut saya foto. Kan dulu belum ada selfie," ujar Zainal kepada wartawan dalam jumpa pers di restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (4/2/2015).

Tidak ada satupun orang yang memiliki foto tersebut kecuali saya," ucapnya.

Namun demikian, ia mengaku tak pernah menyebarluaskan foto itu. "Saya bukan orang yang menyebarluaskan, mengupload, ataupun menyebar di medsos."

Zainal menyayangkan AS sebagai Ketua KPK melakukan kebohongan publik dengan lantang. Ia tak ingin AS terus membuat kebohongan baru.

Lebih lanjut, Ia memahami bahwa perjuangan save KPK dan mendukung pemberantasan korupsi adalah di atas segala-galanya. Tapi, KPK kata dia, harus dinahkodai orang yang jujur.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, saatnya KPK untuk introspeksi, bahwa bagaimana mungkin kebenaran
dinyatakan sebagai ketidakbenaran.

"Saya melihat ada persoalan besar mengubah kebenaran jadi ketidakbenaran," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas