Terpidana Mati Asal Australia Ingin Ajari Narapidana Memasak Sebelum Dieksekusi
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Musyawarah Pelayanan Antar Gereja (MPAG) Provinsi Bali, Bishop Ketut Siaga Waspada.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Andrew Chan, salah satu terpidana mati dari kelompok “Bali Nine”, ingin menggunakan sisa waktunya menunggu eksekusi dengan berbagi ilmu memasak.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Musyawarah Pelayanan Antar Gereja (MPAG) Provinsi Bali, Bishop Ketut Siaga Waspada.
“Andrew mau buat dapur (di dalam lapas), sedang membuat tempat di situ (dalam lapas). Dia ingin mengajar orang (warga binaan) memasak. Itu hobinya dia memasak,” kata Bishop Ketut Siaga Waspada usai membesuk Andrew dan Myuran Sukumaran di Lapas Kerobokan, Badung, Bali, Selasa(10/2/2015).
BACA: Terpidana Mati Asal Australia Jalani Eksekusi Bulan Ini
Bishop Waspada hari ini mendapatkan hadiah dari Myuran berupa lukisan dirinya yang diberikan sebagai tanda kenang-kenangan. Lukisan tersebut dilukis Myuran saat dirinya merenungi masa lalunya dan masa depannya. Bahkan, Bishop Waspada menegaskan tidak setuju dengan hukuman mati.
“Saya pribadi tidak setuju dengan hukuman mati. Karena menurut saya, itu tidak sesuai dengan hak asasi manusia (HAM), hak hidup setiap orang. Dengan itu (hukuman mati) tidak memberikan kesempatan orang memperbaiki hidup,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan pada hari ini, keluarga kedua terpidana mati datang berkunjung. Tak satu pun, baik dari keluarga Myuran maupun keluarga Andrew, memberikan keterangan. Bahkan ayah Andrew juga ikut membesuk meski menggunakan tongkat untuk alat bantu berjalan dan sambil dipapah.
Penulis: Kontributor Denpasar, Sri Lestari