Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Feriyani Lim dan Hendropriyono Batal Hadir di Komisi III DPR

Hendropriyono dan Feriyani Lim dipastikan tidak menghadiri panggilan Komisi III DPR

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Feriyani Lim dan Hendropriyono Batal  Hadir di Komisi III DPR
TRIBUNNEWS.COM/DOK
Foto diduga wanita bernama Feriyani Lim dan Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono. Hari ini, Senin (16/2/2015) batal memenuhi undangan Komisi III DPR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Hendropriyono dan Feriyani Lim dipastikan tidak menghadiri panggilan Komisi III DPR untuk memberikan ketegangan mengenai dugaan pelanggaran etik Abraham Samad.

Sedianya, Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat umum terkait pertemuan Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan Ketua KPK Abraham Samad hari ini, Senin (16/2/2015).

Sejumlah nama sedianya akan dipanggil selain mantan Kepala BIN AM serta Feriyani Lim, perempuan yang terdapat dalam foto bersama Abraham Samad. Mereka antara lain, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Menurut staff Komisi III DPR, Hendropriyono tidak dapat hadir karena Sakit dan harus berobat ke Singapura. "Katanya sakit, berobat ke Singapura. Cuma lewat SMS saja," ujar seorang staf yang enggan disebutkan namanya, Senin (16/2/2015).

Sedangkan Feriyani melalui surat dari pengacaranya Arie Lukman menuliskan alasan ketidakhadirannya pada hari ini. Feriyani meminta pemanggilan diundur menjadi 27 Februari 2015 pukul 10.00 WIB. Dalam keterangannya, Feriyani dinyatakan sakit dan harus beristirahat selama empat hari.

Sebelumnya Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman mengatakan pihaknya akan mendalami pertemuan antara elit PDIP dengan Abraham Samad.

"Menurut Hasto dari Samad dan tim. Lalu apa saja yang dibahas apa ada deal-deal. Lalu Samad datang dengan siapa, adakah tukar guling kekuasaan dengan kasus korupsi," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan pihaknya akan menklarifikasi peristiwa tersebut. Sebab, Benny mencurigai hal itu bagian dari menghancurkan KPK. "Kita ingin selamatkan KPK, kalau betul ada mekanisme selesaikan itu. Publik bisa menilai," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas