Chatarina Tidur Cuma Tiga Jam
Dalam sepekan terakhir, Kepala Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chatarina Muliana Girsang, kerap tertangkap kamera
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Rachmat Hidayat
Bahkan, Chatarina membawa pemikiran tentang pertanyaan dan sanggahan itu ke tempat tidur. "Kadang, sebelum tidur saya masih berpikir, apa ya pertanyaan buat besok," ujar jaksa karier yang ditempatkan di KPK tersebut.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Chatarina merupakan salah satu staf KPK yang mendapat ancaman secara tak langsung. Ancaman itu dialami oleh sang suami ketika pada suatu malam di pekan lalu, berangkat ke kantor KPK untuk menjemput Chatarina.Di perjalanan, suami Chatarina merasa diikuti sejumlah pria bersepeda motor.
Ketika suami Chatarina berhenti di dekat kantor KPK, para pria tersebut juga ikut berhenti. Salah satu pria kemudian berusaha merebut telepon seluler milik suami Chatarina. Saat itu, suami Chatarina menyadari sebuah senjata api laras pendek terselip di pinggang pria yang berusaha merebut ponselnya.
Jam istirahat yang berkurang drastis juga dialami hakim Sarpin Rizaldi yang memimpin sidang praperadilan BG melawan KPK. Menurutnya sidang yang harus selesai dalam tujuh hari, membuat dirinya harus bekerja keras. "Sidang ini menyita waktu istirahat karena harus cepat selesai," kata Sarpin.
Ketika ditanya berapa jam waktu istirahat yang hilang selama menangani sidang praperadilan BG, Sarpin tidak menjawabnya. "Ini mau istirahat," kata Sarpin seusai membacakan putusan sidang praperadilan BG melawan KPK.
Jam istirahat di tengah persidangan yang antara 30 menit sampai satu jam, membuat para pengacara harus pandai-pandai mensiasatinya. Di jam istirahat tersebut, sejumlah pengacara KPK membuka bekal makan masing-masing.
Menurut Chatarina, hal tersebut rutin dilakukannya. "Bawa makanan sendiri-sendiri lah, emang siapa yang mau menyediakan?" ujar Chatarina.
Sekali waktu, saat hakim memberikan waktu istirahat dan kesempatan untuk salat magrib, para pengacara KPK menyantap nasi soto dari pedagang di dekat gedung PN Jakarta Selatan. Namun ada juga yang menyantap roti, bekal dari rumah, yang dibawanya sejak pagi.
Sementara para pengacara BG selalu memilih beristirahat di minimarket di samping PN Jakarta Selatan. Mereka biasanya menyantap makanan instan yang dijual di minimarket itu.
"Hanya untuk mengganjal (perut), sebelum sidang dilanjutkan," ujar Frederich Yunadi, anggota tim penasihat hukum BG, beberapa waktu lalu.