Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sinta Nuriyah Wahid: Jurnalis Harus Berani Ungkap Korupsi

Sinta Nuriyah Wahid mengaku bangga dengan adanya penghargaan kepada para jurnalis. Istri almarhum Gus Dur itu memandang jurnalis sebagai pendekar.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Y Gustaman
zoom-in Sinta Nuriyah Wahid: Jurnalis Harus Berani Ungkap Korupsi
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Wakil Ketua nonaktif KPK Bambang Widjojanto di dalam acara Anugerah Karya Jurnalistik yang diselenggarakan ICW di gedung Usmar Ismail, Jakarta, Selasa (17/3/2015) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar acara Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi di gedung Usmar Ismail, Jakarta, Selasa malam (3/17/2015).

Acara ini sebagai apresiasi kepada media atau jurnalis yang perhatian terhadap upaya pemberantasan korupsi. Hadir dalam acara itu Wakil Ketua nonaktif KPK Bambang Widjojanto, Sinta Nuriyah Wahid, dan dua personel Slank, yakni Bimbim dan Ivanka.

Menurut Bambang, media memiliki peran besar dalam pemberantasan korupsi. Tanpa adanya dukungan dan pemberitaan media, pencapaian pemberantasan korupsi tidak akan seperti sekarang ini.

Selain itu pemberitaan mengenai isu korupsi membuktikan bahwa Jurnalis memainkan perannya sebagai pemberi informasi yang bermanfaat bagi publik dan mengedepankan kepentingan publik.

"Jurnalis merupakan bagian penting untuk mendorong gerakan sosial oleh karenanya beritanya biasanya bukan hanya kutipan pejabat dari elite kekuasaan tapi informasi yang bermanfaat publik dan berkaitan dengan kepentingan publik bukan agenda sang jurnalis," ujar Bambang.

Sementara Sinta Nuriyah Wahid mengaku bangga dengan adanya penghargaan kepada para jurnalis. Istri almarhum Gus Dur itu memandang jurnalis sebagai pendekar yang berani mengungkapkan kebenaran.

BERITA REKOMENDASI

"Penghargaan ICW ini diberikan kepada para pendekar. Jurnalis sebagai pendekar dan pers sebagai pedangnya, oleh karena itu pers harus selalu berada di tangan orang orang baik sehingga tidak disalahgunakan," tuturnya.

‎ICW menerima 166 karya jurnalis yang terdiri dari lima kategori yang dilombakan di antaranya foto berita, karikatur, in-depth reporting, investigasi (media cetak dan online), dan investigasi (khusus penyiaran).

Lima pemenang mewakili lima kategori tersebut adalah: Kategori Karikatur dimenangkan oleh Joko Lowarso dari Harian Terbit dengan karya "Dari Rakyat Oleh Rakyat untuk ...?‎"

Kategori Foto dimenangkan Afriadi Hikmal dari Jakarta Globe dengan "Karya Malu Akhir korupsi." Kategori Penyiaran Investigasi dimenangkan Harvin Naqsya Bandy dengan karya "Proyek Abadi Pantura" dari Kompas TV.

Kategori In-Depth Reporting dimenangkan Isfari Hikmat dengan karya "Skandal THR Sutan Bhatoegana" dari Majalah Detik. Kategori Laporan Investigasi dimenangkan Akbar Tri Kurniawan dengan karya "Tapak Timah Jenderal Bangka" dari Majalah Tempo.


‎Koordinator ICW, Ade Irawan mengatakan Anugerah Jurnalistik Antikorupsi yang digelar rencananya diagendakan rutin. Ia berharap media dan jurnalis memainkan perannya dengan baik untuk membantu pemberantasan korupsi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas