Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Moncong Senapan Algojo Sudah di Hadapan, Gularte: Apa Saya Sedang Dieksekusi?

Sebab, sejak berumur 16 tahun, ia harus hidup dengan segala kecemasannya yang berlebihan sehingga memengaruhi jiwa dan otaknya.

zoom-in Moncong Senapan Algojo Sudah di Hadapan, Gularte:  Apa Saya Sedang Dieksekusi?
Reuters/BBC
Rodrigo Gularte, warga Brasil yang menjalani eksekusi hukuman mati di Nusakambangan, Jawa Tengah, Rabu (29/4/2015) dini hari. 

Apalagi, Pasal 44 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menjamin orang yang "kurang sempurna" akalnya atau sakit berubah akal tak bisa dipidana.

Tapi harapan itu sirna, karena entah kenapa, pasal tersebut tak diberlakukan untuk mendiang Rodrigo Gularte.

Karena mengidap schizoprenia, Gularte kerap tak bisa membedakan antara kenyataan dan khayali penuh kecemasan dalam benaknya.

Pernah suatu ketika, Ricky Gunawan, kuasa hukumnya mengingatkan kliennya itu bahwa hukuman mati segera dilaksanakan.

Namun, Gularte malah tidak paham dengan itu.

"Hukuman mati apa? Saya tidak akan dihukum mati," demikian jawab Gularte kepada Gunawan.

Saat ditanya mengenai permintaan terakhirnya sebelum dieksekusi pun, Gularte hanya tertawa.

Berita Rekomendasi

"Memangnya seperti Aladdin, harus mengajukan tiga permintaan?" gurau Gularte, seperti dilansir dari The Australian.

Sementara pembimbing spiritualnya, Charlie Burrows juga mengatakan bahwa selama ini, Gularte tidak marah mengenai vonis matinya itu.

Ia hanya merasa terganggu dan merasa hukuman tersebut tidak pantas untuk diterima olehnya.

"Saya melakukan kesalahan kecil dan mengapa mereka tidak membiarkan saya di penjara saja? Saya tidak akan membuat masalah," keluhnya kepada Burrows.

Segenap pihak Gularte sudah mengusahakannya untuk meniadakan eksekusi, lantaran dirinya terbilang sakit secara mental. Namun, usaha tersebut tetap saja gagal.

Negara Brazil sendiri berduka dan menyesal atas eksekusi Gularte, serta menyayangkan kerapuhan hukum Indonesia.

Walau penuh kekecewaan, kerabat Gularte sudah merelakan kepergiannya tersebut. Seperti pada bait terakhir kidung Amazing Grace, mereka berharap Gularte bahagia meski raganya terkubur dan lenyap.

"Yea, when this flesh and heart shall fail/And mortal life shall cease/I shall possess within the veil/A life of joy and peace." (Kendati nanti ragaku terkubur dan lenyap, padanya-Nya aku berteduh bahagia tetap).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas