Jokowi Hanya Kebetulan Bertemu Kerabat Buronan Kasus Bank Bali
Tedjo bahkan tidak mengetahui bahwa ada kerabat Djoko Tjandra yang duduk satu deret dengan Presiden ketika berkunjung ke Papua Nugini
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan kerabat buronan kasus Bank Bali, Djoko Tjandra di Papua Nugini tidak direncanakan.
"Jadi tidak secara direncakan," ujar Tedjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/5/2015).
Tedjo bahkan tidak mengetahui bahwa ada kerabat Djoko Tjandra yang duduk satu deret dengan Presiden ketika berkunjung ke Papua Nugini.
Tedjo hanya menduga kehadiran kerabat Djoko Tjandra yang menemui Presiden tersebut lantaran ada undangan dari pemerintah Papua Nugini yang mengundang sejumlah pengusaha dalam acara tersebut.
"Djoko Tjandra yang mana saya juga tidak tahu. Jadi tidak direncanakan saja secara kebetulan karena mereka ada di undangan itu. Yang ngundang juga bukan kami, tentunya dari pengusaha di sana mungkin diundang oleh PNG," kata Tedjo.
Diberitakan sebelumnya, adik buronan kasus Bank Bali, Djoko Tjandra, dan seorang kerabatnya menemui Presiden Joko Widodo di tengah jamuan malam kenegaraan bersama Perdana Menteri Papua Niugini Peter Charles Paire 0'Neill di Gedung Parlemen, Port Moresby, Papua Niugini, Senin (11/5/2015) malam.
Setelah pidato sambutan O'Neill yang dibalas dengan pidato Jokowi dan dilanjutkan dengan toast bersama serta makan malam, tiba-tiba dua orang naik ke panggung kehormatan menemui Jokowi dan ibu negara.
Satu orang mengenakan kemeja putih dan satu orang lainnya mengenakan baju merah muda lengan panjang. Keduanya berdiri menghadap panggung, sedangkan Jokowi tetap duduk sambil makan.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang duduk bersama Kompas agak jauh dengan panggung kehormatan terkejut melihat dua orang itu.
"Siapa ya itu? Kalau tamu yang diundang Perdana Menteri Papua Niugini dalam jamuan kenegaraan dan menemui Presiden tentunya ya boleh-boleh saja, asal tidak terlalu lama," tuturnya.
Tak lama, seorang petugas Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Papua Niugini datang dan menemui pejabat Kemenlu itu sambil memberi laporan.
"Mereka bukan Djoko Tjandra. Yang satu adiknya," katanya seraya mengeluarkan kartu nama berwarna kuning. Pada kartu nama itu tertulis "Papindo Ltd". Tertulis namanya, Sangkara Tjandra.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.