SBY Terkejut Diserang Menteri Sudirman Said Soal Mafia Migas
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said. Hal itu dikatakan SBY melalui akun twitter @SBYudhoyono, Selasa (19/5/2015).
"Saya amat terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyerang dan mendiskreditkan saya, ketika menjadi Presiden dulu," tulis SBY.
Sudirman Said melalui Berita Republika Online, mengatakan bahwa pemberantasan Mafia Migas selalu berhenti di Meja SBY. Presiden ke-6 RI itu berharap Sudirman melakukan klarifikasi apa yang dimaksud. "Karena justru saya ingin penyimpangan apapun diberantas," tuturnya.
SBY menuturkan dirinya bahkan membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum yang bertujuan memberantas kejahatan dan penyimpangan apapun. Selain itu, ia menjelaskan tidak ada yang mengusulkan kepada dirinya agar Petral dibubarkan. "Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius," tuturnya.
SBY menegaskan dirinya tertib dalam menjalankan manajemen pemerintahan. Ia memastikan merespon isu serius seperti mafia migas. "Tidak mungkin berhenti di meja saya," katanya.
Ia pun langsung berbicara dengan Mantan Wapres Boediono serta lima mantan menteri apakah terdapat usulan pembubaran Petral. "Semua menjawab tidak pernah ada. Termasuk tidak pernah ada 3 surat yang katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan waktu itu," katanya.
"Berita ini saya pandang sudah termasuk fitnah dan pencemaran nama baik. Saya masih menunggu klarifikasi dari pihak-pihak yang menyebarkan," tambahnya.
Ia mengakui tidak mudah menghadapi pihak yang tengah berkuasa sekarang ini. "Tetapi, kebenaran adalah "power" yang masih saya miliki," katanya.
SBY menegaskan selama menjabat sebagai presiden tidak pernah mengintervensi BUMN manapun. Termasuk urusan tender dan bisnisnya. "Yang penting jangan korupsi," katanya.
Ia juga berpesan agar semua BUMN berkembang baik, bayar pajak dan deviden. Tidak ada korupsi dan jangan pula jadi sapi perah. "Sebenarnya saya mendukung upaya pemerintahan Presiden Jokowi untuk lakukan penertiban, karena setiap Presiden hakikatnya juga begitu," imbuhnya