Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Careworker Indonesia Rajin dan Memuaskan, Kepala BNP2TKI Minta Jepang Tambah Kuota

Kerja para careworker asal Indonesia sangat disukai dan memuaskan para pengguna jasa di Jepang, baik dari panti jompo maupun rumah sakit.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Careworker Indonesia Rajin dan Memuaskan, Kepala BNP2TKI Minta Jepang Tambah Kuota
Ist
Managing Director Japan International Corporation Welfare Employment and Labor (JICWEL) Takashi Tsunoda saat bertemu Kepala NP2TKI Nusron Wahid di Jepang, Senin (25/5/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JEPANG - Kerja para careworker asal Indonesia sangat disukai dan memuaskan para pengguna jasa di Jepang, baik dari panti jompo maupun rumah sakit.

Managing Director Japan International Corporation Welfare Employment and Labor (JICWEL) Takashi Tsunoda, saat bertemu Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan, dari survei yang mereka lakukan, 93 persen carewarker Indonesia dikenal rajin, ramah dan sangat memuaskan.

"Rumah sakit, panti lansia dan pasien pun sangat menyukai dengan carewarker dari Indonesia, dibandingkan dari Philipina, Vietnam dan bahkan Jepang itu sendiri," katanya, ketika menyambut Nusron Wahid, dalam lanjutan lawatannya ke Jepang, Senin (25/5/2015).

Para careworker asal Indonesia bersama Kepala BNP2TKI Nusron Wahid di sela kunjungan kerja di Jepang.

Bahkan, menurut Takashi Tsunoda, rasio lulusan careworker Indonesia dalam ujian nasional Jepang melebihi rasio careworker Jepang, sehingga banyak panti jompo dan lansia Jepang, tertarik dan minat untuk menambah quota careworker dari Indonesia.

Sementara itu, Nusron Wahid mengatakan, pengiriman carewarker dan perawat ke Jepang merupakan hasil kesepakatan economic partnership agreement antara Pemerintah Indonesia dan Jepang dan sudah berjalan selama 8 tahun.

Berita Rekomendasi

"Mereka bekerja menjadi asisten perawat dan carewarker selama 3 tahun. Mereka menerima gaji antara 175.000 yen sampai 250.000 yen," kata Nusron

Mereka, lanjut Nusron, kemudian dikasih tiga kali kesempatan untuk ujian nasional bagi perawat (nurse), dan satu kali kesempatan bagi carewarker. Dari hasil ujian nasional itu hasilnya di luar dugaan. Mengutip penjelasan Tsonoda, Nusron mengatakan bahwa untuk careworker ratio lulusannya 65,7 persen. Padahal rasio careworker Jepang rationya hanya 61,2 persen.

"Namun untuk yang nurse belum bisa menyamai orang Jepang," ujarnya.

Atas prestasi ini, Nusron meminta agar kuota pengiriman careworker tahun mendatang ditingkatkan. Terlebih, kata Nusron, Indonesia sudah begitu banyak memberikan kemudahan lalu lintas perdagangan barang dan jasa dari Jepang ke Indonesia.

"Kalau bisa kuota careworker ditambah, supaya impas antara kebebasan bea masuk barang Jepang, dengan pengiriman devisa careworker kita," tegas Nusron.

Selain berkunjung ke JICWEL, Nusron juga mengunjungi beberapa panti lansia dan rumah sakit yang memperkerjakan perawat dan careworker Indonesia. Salah satunya pantai lansia For You Kai.

Septi, careworker lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang baru bekerja 10 bulan mengatakan, secara umum kerja di sini sangat enak.

"Gaji tinggi. Fasilitas enak. Semua serba teknologi. Kita banyak kesempatan belajar secara gratis di Jepang, "ujarnya.

Menurut dia, kalau sudah lulus ujian nasional di Jepang gajinya juga bisa naik sebanyak dua kali lipat.

"Pengin lulus pak. Supaya gajinya naik," harapnya ketika ditanya Nusron Wahid.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas