Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolri Dalami Kemungkinan Tersangka Baru di Kasus Angeline

Kepolisian Daerah Bali masih mendalami kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus pembunuhan angeline

Editor: Sanusi
zoom-in Kapolri Dalami Kemungkinan Tersangka Baru di Kasus Angeline
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Puluhan siswa-siswi SD Negeri 12 Sanur melakukan sembahyang bersama untuk mendoakan Angeline di jalan Hang Tuah, Denpasar, Jumat (12/6/2015). Angeline merupakan siswi kelas 2 SD Negeri 12 Sanur yang dibunuh dan terkubur di belakang rumahnya. TRIBUN BALI/RIZAL FANANY 

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan, pihak Kepolisian Daerah Bali masih mendalami kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus pembunuhan seorang anak bernama Angeline di Denpasar, Bali.

"Tentu fakta-fakta hukum yang ditemukan baik dari keterangan saksi maupun rumah yang digeledah masih dilakukan pendalaman oleh penyidik, untuk mengetahui apakah ada kemungkinan tersangka lain, selain tersangka yang sudah ditetapkan," kata Kapolri usai menjadi pembicara dalam simposium nasional Pancasila di Universitas Jember, Jawa Timur, Sabtu (13/6/2015).

Menurut Kapolri, kasus Angeline sedang dalam proses penyidikan oleh Polda Bali dan baru satu orang ditetapkan sebagai tersangka, yakni berinisial AG.

"Saat ini tim laboratorium forensik sedang bekerja untuk mendalami pengakuan tersangka AG. Karena sebelumnya ia mengaku dua kali memperkosa korban," tuturnya.

Badrodin menjelaska,n pengakuan tersebut tidak cukup dari keterangan tersangka saja, sehingga harus dibuktikan juga dengan keterangan medis dan keterangan ahli terkait dengan kebenaran yang disampaikan tersangka.

Agar tidak terjadi kejadian serupa, Kapolri meminta kepada masyarakat untuk berperan aktif melaporkan kepada polisi, apabila menemukan indikasi adanya kekerasan terhadap anak yang berada di sekitar lingkungannya.

"Kasus kekerasan terhadap anak pada umumnya terjadi di lingkup keluarga, sehingga saya harapkan masyarakat juga lebih peduli dengan melihat tanda-tanda anak mengalami lebam-lebam atau menangis," ucap pria kelahiran Jember itu.

Berita Rekomendasi

Badrodin mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak sebagian besar dilakukan oleh orang terdekat, misalnya pembantu dan keluarga. Dengan demikian, perlu partisipasi dari masyarakat untuk melaporkan ke polisi.

"Saya berharap dengan sikap proaktif dari masyarakat tersebut, kasus kekerasan terhadap anak bisa ditangani sejak awal dan lebih cepat, sehingga tidak berakibat fatal," kata dia.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas