Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terdapat Gizi Buruk, Politisi NasDem: Pemerintah Belum Jalankan PP 17/2015

Sebanyak 1.918 anak di Nusa Tenggara Timur menderita gizi buruk selama Januari-Mei 2015

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Terdapat Gizi Buruk, Politisi NasDem: Pemerintah Belum Jalankan PP 17/2015
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Nurhanna, menenangkan anaknya Atika Aqila (1,5) yang menderita penyakit gizi buruk di kediamannya, Jl Gunung Lompo Battang, Makassar, Sulsel, Minggu (12/1/14). Atika Aqila semenjak di usia 5 bulan mengalami penyakit Gizi buruk dan hingga sekarang belum mendapat respon dari Pemerintah kota Makassar. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Amelia Anggraini mengatakan masih banyaknya gizi buruk di NTT dan beberapa daerah di Indonesia karena Pemerintah belum menjalankan amanat Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.

“Banyaknya gizi buruk di Indonesia disebabkan Pemerintah belum menjalankan mandat PP 17/2015,” ungkap Politisi NasDem ini kepada Tribunnews.com, Selasa (23/6/2015).

Sebanyak 1.918 anak di Nusa Tenggara Timur menderita gizi buruk selama Januari-Mei 2015. Tercatat 11 anak berusia di bawah lima tahun meninggal akibat gizi buruk. Selain itu, masih ada 21.134 anak balita yang mengalami kekurangan gizi.

Menurutnya, pada Pasal 37 – Pasal 40 PP 15/2015 sudah jelas mengatur tentang Perbaikan Gizi Masyarakat. Dalam konteks inilah, Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya menyusun dan melaksanakan kebijakan mengenai perbaikan Gizi Masyarakat.

Untuk mengurangi kasus gizi buruk, menurut Amelia, perlu ada sinergi dan koordinasi antar pemerintah.

“Selama ini kerjasama lintas pemerintah masih kurang, karenanya perlu dikuatkan kerjasamanya untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat,” demikian kata dia.

Dia juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat untuk mengurangi gizi buruk.

Berita Rekomendasi

Peran serta masyarakat itu, ujar Amelia, bisa dilakukan melalui berbagai cara, misalnya penyelenggaraan komunikasi, informasi, edukasi, promosi di bidang konsumsi dan diversifikasi Pangan; pencegahan dan penanggulangan masalah Pangan dan Gizi; pemberian data dan informasi yang benar dan akurat mengenai masalah Ketahanan Pangan dan Gizi; dan pemecahan permasalahan Ketahanan Pangan dan Gizi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas