Pengamat: Australia Khawatir Dua Pilot Indonesia Gabung ISIS
"Nampaknya ISIS sedang merekrut dari kelompok yang memiliki kemampuan atau keterampilan profesional," kata Jones.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat terorisme dan ekstremis di Indonesia, Sidney Jones, mengatakan terjadi peningkatan drastis jumlah WNI yang bergabung militan ISIS dalam beberapa bulan ini.
Hal tersebut terlihat dari data yang diperoleh The Intercept dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC). Data itu menunjukkan bahwa dalam periode Maret - Juni 2015 sudah ada 44 WNI yang tewas di Suriah dan Irak.
Pengamat soal terorisme, Sidney Jones.
Di antaranya, termasuk pula Abu Azzam Qaswarah Al Indonesy atau Heri Kustyanto, yang menurut Jones adalah satu dari petinggi militan ISIS.
Mengacu pada laporan kepolisian federal Australia (AFP) yang mengatakan bahwa dua pilot Indonesia dinyatakan telah bergabung ISIS, Jones mengaku baru kali ini mendengar ISIS merekrut pilot.
"Nampaknya ISIS sedang merekrut dari kelompok yang memiliki kemampuan atau keterampilan profesional," kata Jones.
Direktur IPAC itu menambahkan, sebelumnya akses ke Suriah dan Irak bagi WNI yang berniat untuk bergabung militan ISIS cukup sulit, sebab setidaknya calon militan harus punya koneksi dengan orang dalam.
Kini, data terkait perekrutan militan ISIS di Indonesia yang IPAC peroleh kebanyakan datang dari orang-orang yang terlibat dengan kelompok atau organisasi radikal.
Baru-baru ini saja pemerintah Indonesia menyatakan bahwa setidaknya 518 WNI sudah bergabung menjadi militan ISIS, jauh dari jumlah perolehan pada 2012 lalu yaitu 300 orang, dan jumlah perolehan data WNI milik IPAC yaitu 200 orang.
"Jadi sangat masuk akal bila (kepolisian) Australia menjadi sangat khawatir (akan dua pilot Indonesia itu)," ujar Jones.