Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ada Pemimpin Karbitan di Muhammadiyah

"Kelahiran tokoh dan pemimpin Muhammadiyah selalu natural. Tidak ada pemimpin karbitan yang tiba-tiba muncul begitu saja," kata Saleh.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Tak Ada Pemimpin Karbitan di Muhammadiyah
TRIBUN/SANOVRA JR
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin memberikan sambutan saat Sidang Tanwir Muhammadiyah di kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulsel, Sabtu (1/8). Sidang Tanwir membahas pemantapan materi yang akan dibahas dalam sidang Muktamar yang diikuti pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah dan Utusan Wilayah serta memilih 39 calon sebagai pimpinan Muhammadiyah periode 2015-2020 yang akan diajukan dalam Sidang Muktamar Muhammadiyah pada 3-7 Agustus 2015. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muktamar Muhammadiyah dipastikan bersih dari intervensi partai politik.‎ Demikian dikatakan anggota Pantia Pemlihan Muktamar Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay melalui pesan singkat di Jakarta, Minggu (2/8/2015).

Ia mengatakan sistem pemilihan dan kedewasaan kader Muhammadiyah dalam berdemokrasi sudah teruji. Sehingga menjadi salah satu kunci mengapa muktamirin selalu kelihatan riang dan gembira serta jauh dari kasak-kusuk.

"Di Muhammadiyah ini aneh. Justru yang kelihatan kasak-kusuk dan ambisius akan ditinggalkan. Kelahiran tokoh dan pemimpin Muhammadiyah selalu natural. Tidak ada pemimpin karbitan yang tiba-tiba muncul begitu saja," kata Saleh.

Ketua Komisi VIII DPR itu mengatakan, sistem dan mekanisme pemilihan berjenjang dan panjang, menyebabkan sulitnya intervensi. Sistem dan mekanisme pemilihan telah dibicarakan pada sidang tanwir yang berlangsung satu tahun sebelum muktamar. Di sidang ini semua usulan dibicarakan.

Ia menuturkan saat peserta datang ke arena muktamar, biasanya tidak ada lagi yang mempersoalkan mekanisme dan sistem, mulai dari pengusulan calon, pemilihan bakal calon, sampai pemilihan formatur. Sehingga persaingan berjalan santun.

"Karena itu, tidak ada black campaign. Kalaupun ada yang coba-coba, biasanya tidak akan didengar. Apalagi, muktamirin sudah mengenal rekam jejak masing-masing kandidat," ujar politikus PAN itu.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Muktamar Muhammadiyah memilih 13 orang calon formatur. Dengan memilih formatur, sulit bagi siapa pun untuk ikut campur. Dengan peserta yang mencapai 2500 orang, tentu sangat sulit untuk mengarahkan para pemilih kepada kandidat tertentu.

"Kadang-kadang formatur 13 juga heran mengapa suaranya lebih banyak dari yang lain. Itu menandakan kalau sebelum pemilihan mereka tidak pernah menghitung dan mereka-reka berapa suara yang akan diperoleh," imbuh dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas