Muktamar NU "Panas", Muktamar Muhammadiyah "Sejuk"
NU mengadakan muktamar ke-33 di Jombang Jawa Timur sementara Muhammadiyah mengadakan muktamar di Makassar Sulawesi Selatan.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah mengadakan muktamar di dua tempat yang berbeda.
NU mengadakan muktamar ke-33 di Jombang Jawa Timur sementara Muhammadiyah mengadakan muktamar di Makassar Sulawesi Selatan.
Bedanya, muktamar NU berlangsung dalam suasana yang cukup "memanas" sementara muktamar ke-47 Muhammadiyah berjalan cukup "sejuk".
Muktamar NU diwarnai kericuhan. Mulai dari mikrofon di ruang sidang yang mendadak mati, ribuan peserta muktamar yang hilang dari penginapan hingga suasana sidang pemilihan ketua PBNU yang diwarnai interupsi. Intrik berupa SMS ancaman terhadap pendukung kandidat ketua PBNU juga menyebar di tengah muktamar.
BACA: Pendukung Calon Ketua PBNU Mulai Diancam
Akhirnya penyelenggaran Muktamar NU ke-33 Jombang diserahkan kepada KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Ini setelah terjadi kericuhan dalam sidang pleno I yang membahas tata tertib (Tatib).
"Sidang saya skorsing dan saya serahkan kepada penanggung jawab," tegas Pimpinan Sidang Pleno I, KH Slamet Effendy Yusuf, Minggu (3/8/2013), tengah malam seperti dikutip Surya.
Sidang akhirnya ditunda, di tengah upaya para peserta membahas draft tatib Pasal 19 tentang pemilihan Rais Aam apakah melalui Ahwa atau tidak.
Ketua PP GP Ansor, Rahmat Hidayat Pulungan menilai, Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 yang berlangsung di Jombang, Jawa Timur merupakan Muktamar NU yang tidak mendidik sepanjang sejarah Muktamar sejak berdirinya Nahdlatul Ulama 1926.
Berbeda dengan Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, berlangsung dalam suasana sejuk hingga hari ini. Sejumlah calon kandidat ketua PP Muhammadiyah mulai mengerucut kepada sejumlah sosok kader Muhammadiyah. Proses pemilihan berjalan demokratis sejauh ini.'
Sejak awal, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengingatkan agar seluruh peserta Muktamar ke-47 Muhammadiyah menjaga kondusivitas penyelenggaraan muktamar di Makassar, Sulawesi Selatan, tersebut.
Din mengatakan, saat iin masyarakat tengah menyoroti muktamar besar yang diselenggarakan dua ormas Islam di Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.
"Kalau sampai terjadi rusuh di muktamar kita, ini tidak hanya akan mencederai Muhammadiyah, tetapi juga upaya dakwah Islam," kata Din saat menutup sidang tanwir Muhammadiyah 2015 di Universitas Muhammadiyah Makassar, Minggu (2/8/2015), seperti dikutip Tribun Timur.