Singgung Rating, Politikus PAN Khawatir Pidato Jokowi Diabaikan Media
Menurut Teguh lebih efektif apabila Jokowi memanggil para pemilik media dan menyampaikan keprihatinan
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo sempat menyindir media saat berpidato dihadapan anggota MPR/DPR/DPD. Hal itupun mendapat tanggapan dari Politikus PAN Teguh Juwarno.
Menurut Teguh lebih efektif apabila Jokowi memanggil para pemilik media dan menyampaikan keprihatinan beliau tayangan atau pemberitaan media. Sehingga media memiliki komitmen bersama untuk membuat tayangan yang lebih inspiratif.
"Kekhawatiran saya, Pidato jokowi akan diabaikan oleh pemilik dan pengelola media atas nama rating, iklan di era industri media ini," kata Anggota Komisi X itu di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Sebelumnya dalam pidatonya, Jokowi menilai saat ini ada kecenderungan semua orang merasa bebas, sebebas-bebasnya, dalam berperilaku dan menyuarakan kepentingan.
"Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif ketika media juga hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif," kata Jokowi yang mengulang kata mengejar rating dibanding memandu publik dua kali.
Menurutnya, masyarakat mudah terjebak pada histeria publik dalam merespon suatu persoalan, khususnya menyangkut isu-isu yang berdimensi sensasional.
"Tanpa kesantunan politik, tatakrama hukum dan ketatanegaraan, serta kedisiplinan ekonomi, kita akan kehilangan optimisme, dan lamban mengatasi persoalan-persoalan lain termasuk tantangan ekonomi yang saat ini sedang dihadapi bangsa Indonesia. Kita akan miskin tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.