Mantan Menko Kemaritiman Indroyono jadi Penasihat Menteri Pariwisata
Tak ada kata gengsi dalam kamus seorang Indroyono Soesilo.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak ada kata gengsi dalam kamus seorang Indroyono Soesilo. Ia pun bersedia menjadi Penasihat Kehormatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Arief Yahya, usai dicopot dari posisi Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman oleh Presiden Jokowi pada 12 Agustus 2015.
Padahal, sebelumnya menteri hingga deputi kementerian tersebut berada di bawah Kemenko Kemaritiman pimpinan Indroyono.
"Sehari setelah sertijab, saya ditawari menjadi penasihat menteri pariwisata, Arief Yahya, yang bertugas untuk pengembangan wisata kebaharian dan mendatangkan wisatawan dari Eropa. Tugas saya misalnya jadi pembicara atau nara sumber di Bali untuk wisata bidang terumbu karang," ungkap Indroyono saat berbincang dengan Tribun di kediaman pribadinya, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Indroyono mengaku tidak berpikir panjang untuk menerima tawaran dari Arief Yahya tersebut. Sebab, latar belakang karir profesionalitasnya juga concern terhadap wisata bahari dan didukung pengalaman berkunjung ke lebih 90 negara.
"Yah saya jawab langsung iya. Karena memang hobi saya di bidang wisata juga dan saya punya pengalaman di Eropa," ujarnya.
"Sebelum hingga saya jadi direktur di FAO (organisasi bidang pangan dan pertanian PBB), saya sudah keliling dunia. Ada sekitar 93 negara yang sudah saya datangi. Jadi, jaringan dan relasi saya cukup mendukung," sambungnya.
Tak ada kata gengsi buat seorang Indroyono kendati karirnya kali ini dinilai sebagian orang terbilang "turun jabatan". Menurutnya, sebuah pemahaman yang salah jika seorang penasihat menteri dinilai jabatan level kedua.
"Gengsi kenapa? Apanya yang gengsi? Ingat latar belakang saya itu profesional. Orang profesional tidak berpikir seperti itu," tandasnya.
Selain menjadi penasihat menteri, banyak kesibukan lain yang dilakukan oleh Indroyono pasca-dicopot dari kursi menko.
Di antaranya, kembali terjun dan mengembangkan majalah Sains Indonesia yang didirikannya pada tahun 2000. Sebelumnya ia sempat mengundurkan diri dari posisi Ketua Dewan Redaksi majalah tersebut pada 2012 saat terpilih menjadi Direktur Sumber Daya Perikanan dan Akuakultur pada Organisasi Pangan Dunia (Food and Agricultur Organization/FAO), PBB, dan menetap di Roma, Italia.
"Sekarang saya jadi penasihat untuk mejalah tersebut. Waktu saya tinggal di Roma, saya sempatkan menuliskan beberapa artikel untuk majalah ini," kata Indroyono seraya menunjukkan beberapa tulisan hasil karyanya pada majalah Sains Indonesia.
Kegiatannya lainnya, yakni menjadi dosen luar biasa di perguruan tinggi negeri dan menjadi pembicara utama di Lemhanas.
Diketahui, mulanya jenjang karir seorang Indroyono Soesilo terbilang moncer.
Penyabet gelar doktor dari Universitas Iowa, Amerika Serikat tersebut mengawali karir sebagai asisten laboratorium petrografi dan asisten kampus lapangan geologi, Karang Sambung Departemen Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sebagian besar karir pria yang kini menginjak 60 tahun tersebut dihabiskan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dengan jabatan terakhir Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam.
Ia juga pernah menjadi pengajar luar biasa program S1 dan S2 di beberapa perguruan tinggi negeri (ITB, UI, ITS), di TNI-AD Seskoad Bandung, asisten pengajar Universitas Iowa Amerika Serikat hingga menjadi Sekretaris Menko Kesra, Agung Laksono.
Banyak juga penghargaan kelas nasional maupun internasional yang diberikan kepadanya, di antaranya Satya Lencana Karya Satya X dan Bintang Ajasa Utama.
Indroyono mengundurkan diri dari jabatan Direktur Sumber Daya Perikanan dan Akuakultur pada Organisasi Pangan Dunia (Food and Agricultur Organization/FAO), PBB setelah ditelepon dan diminta ke Tanah Air oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menko Kemaritiman dari Presiden Jokowi pada Okober 2014.
Namun, seorang Indroyono hanya bisa bertahan selama 10 bulan di kursi panas menko tersebut. Ia ditelepon oleh Jokowi saat tengah bertugas di Papua pada 11 Agustus 2015 dan disampaikan perihal pemberhentiannya dari posisi Menko Kemaritiman. Jokowi menunjuk sahabat Indroyono, Rizal Ramli untuk menduduki kursi politik menko tersebut.
(Abdul Qodir)