Ruhut Sindir Pimpinan DPR Ikut Kampanye Donald Trump di Rapat Kerja Bareng Jaksa Agung
Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul menyinggung pertemuan pimpinan DPR dengan calon presiden AS, Donald Trump.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul menyinggung pertemuan pimpinan DPR dengan calon presiden AS, Donald Trump.
Sindiran itu dilontarkan Ruhut saat Komisi III DPR rapat kerja dengan Jaksa Agung HM Prasetyo.
Menurut Ruhut, pimpinan Komisi III DPR yakni Benny K Harman dan Desmond J Mahesa sudah tepat mengundang Jaksa Agung Prasetyo untuk membahas isu terkini.
Pasalnya, pimpinan lain yakni Ketua Komisi III DPR Azis Syamsuddin menemani Ketua DPR Setya Novanto yang hadir dalam kampanye calon presiden AS Donald Trump
"Sudah tepat pimpinan Benny, Desmond mengundang Jaksa Agung, yang lain menemani Donald Trump, konferensi pers. Itu kampanye," ujar Ruhut di DPR, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Ia meminta pimpinan Komisi III DPR terus melanjutkan agenda rapat dengan Jaksa Agung.
"Jangan takut, lanjutkan terus. Hati-hati, di dada kami Merah Putih dan burung garuda," ujar Ruhut.
Dalam kesempatan itu, Ruhut juga mendukung langkah-langkah yang dilakukan Komjen Budi Waseso dan Jaksa Agung HM Prasetyo.
Ia menolak kedua pimpinan aparat penegak hukum itu sebagai biang kegaduhan.
"Kita undang Jaksa Agung, yang buat kegaduhan pimpinan DPR, yang pakai karpet merah sehingga buat kegaduhan," tutur politikus Partai Demokrat itu.
Jam tangan miliaran rupiah
Ruhut Sitompul, meyakini, jam tangan Richard Mille yang dikenakan Ketua DPR Setya Novanto saat bertemu bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, merupakan barang asli.
Jam tangan itu disebut berharga hingga miliaran rupiah.
"Kalau nanti dia bilang itu "KW", saya enggak percaya," kata Politisi Partai Demokrat, Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Ruhut mengaku mengenal sosok Novanto sebagai pengusaha sukses yang juga sangat memikirkan penampilan.
Oleh karena itu, kata dia, tidak mungkin politisi Partai Golkar tersebut mau membeli barang palsu.
"Kalau dulu kan ada juga Perwira TNI yang ngakunya pakai Jam KW. Nah, kalau Ketuaku ini enggak mungkinlah (pakai barang) KW. Ngeri...," ucap Ruhut.
Menurut Ruhut, sebenarnya, dengan kemampuan finansial, Novanto sah-sah saja membeli dan menggunakan jam tangan tersebut.
Namun, sebagai Ketua DPR, kata dia, seharusnya Novanto lebih menunjukkan rasa empati kepada masyarakat yang saat ini hidupnya masih sulit.
Meski demikian, Ruhut sendiri enggan buka-bukaan soal jenis dan harga jam tangan yang dikenakannya.
Ruhut hanya berseloroh saat ditanya wartawan mengenai jam tangan yang tengah dipakainya.
"Kalau ini mah Rp 1.000 dapat tiga," ucap anggota Komisi III DPR ini.
Hingga saat ini, Kompas.com masih mencoba mengonfirmasi kepada Setya soal sorotan jam tangan tersebut.
Pemerhati sekaligus pengusaha jam, Amos Lilik Wahyudi, sebelumnya melihat arloji yang dikenakan Setya saat bertemu Trump bermerek Richard Mille.
Arloji mewah itu sempat terlihat ketika Setya dan Trump bersalaman.
"Arloji yang dipakai Setnov (Setya Novanto) itu Richard Mille dengan all gold casing. Richard Mille merupakan produsen arloji kelas atas dengan harga per unit di atas Rp 500 juta sampai miliaran rupiah," kata Amos kepada Kompas.com, Minggu (6/9/2015).
Amos menjelaskan, jika Setya mengenakan arloji Richard Mille bermesin Tourbillion, harga jam itu di atas Rp 1 miliar.
Amos menduga, jika dilihat dari penampang dial-nya, arloji yang dipakai Setya menggunakan mesin Tourbillion.
Jenderal (Purn) Moeldoko sewaktu menjabat Panglima TNI sempat disebut memakai jam tangan bermerek Richard Mille.
Setelah menjadi perbincangan publik, Moeldoko mengaku bahwa jam tangan miliknya hanya barang tiruan alias palsu.
Ia mengaku membeli jam itu seharga Rp 5 juta. Di hadapan wartawan, Moeldoko sempat membanting jam berwarna hitam itu ke lantai.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.