Tips Membeli Hewan Kurban yang Sehat
PDHI menuturkan ada beberapa ciri-ciri yang terlihat secara kasat mata.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Laisa Khoerun Nissa
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) meminta masyarakat agar memperhatikan kesehatan hewan kurban sebelum memutuskan untuk membeli hewan tersebut.
PDHI menuturkan ada beberapa ciri-ciri yang terlihat secara kasat mata.
"Pertama lihat bulunya, hewan yang sehat itu bulunya mengkilap, tidak kusam. Yang kedua lihat matanya, matanya ceria, berbinar-binar," kata Ketua PDHI Cabang Jawa Barat 1 Sri Mujiartiningsih di Kantor Dinas Peternakan Jabar, Jumat (18/9/2015).
Selain itu, kata Sri, hewan kurban yang sehat juga terlihat dari gerakannya yang aktif dan lincah.
Tak hanya itu, Sri menuturkan semua selaput hewan yang sehat memiliki warna merah muda dan basah, tidak ada keluar leleran warna hitam dari hidung, mata, telinga dan anus serta memiliki suhu tubuh normal di kisaran 39-40 derajat.
"Syarat sah kurban juga harus dilihat dari gigi. Untuk domba atau kambing harus memiliki gigi tetap minimal dua, itu artinya umurnya sudah lebih dari setahun. Begitupun untuk sapi dan kerbau harus memiliki sepasang gigi tetap yang artinya hewan tersebut telah berumur dua tahun atau lebih," katanya.
Menurutnya, ada beberapa penyakit yang sering dialami hewan kurban terutama dalam kondisi cuaca kering seperti sekarang.
Ia menyebut penyakit flu dan pink air atau radang mata menjadi penyakit yang cukup sering melanda hewan kurban.
"Biasanya matanya kemerahan karena kena angin dan debu dalam perjalanan," katanya.
Adapun untuk penyakit yang paling banyak terjadi adalah penyakit cacing. Ada beberapa ciri yang memperlihatkan apakah hewan tersebut kena penyakit cacing seperti cacing hati maupun yang lainnya.
"Untuk mengetahui apakah hewan tersebut kena cacing itu bisa terlihat dari bulunya biasanya berdiri dan kusam, matanya belekan, lalu perutnya juga buncit padahal nafsu makannya tinggi. Itu berlaku untuk sapi, kambing maupun domba," katanya. (*)