Intelijen BAIS TNI Harus Dilibatkan Cegah Kabut Asap
TNI dituntut lebih berperan aktif dalam mengatasi permasalahan di masyarakat.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, Tentara Nasional Indonesia berulangtahun ke 70.
TNI dituntut lebih berperan aktif dalam mengatasi permasalahan di masyarakat.
Termasuk, problem kabut asap akibat pembakaran lahan oleh oknum perusahaan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Demikian dikatakan Peneliti Militer dan Intelijen Ridlwan Habib melalui pesan singkat, Senin (5/10/2015).
“Saya kira sudah saatnya intelijen TNI dalam hal ini BAIS TNI terlibat aktif dalam pencegahan pembakaran hutan oleh orang-orang tak bertanggungjawab,” ujarnya.
Bais atau Badan Intelijen Strategis TNI adalah badan intelijen militer yang bertanggung jawab pada Panglima TNI. “Bais mempunyai direktorat A bagian dalam negeri yang bisa dilibatkan mencegah pembakaran. Jadi, tidak hanya memadamkan setelah terbakar tapi dicegah dulu,” katanya.
Struktur intelijen militer hingga tingkat Korem, menurut Ridlwan, sangat membantu negara memerangi para pembakar lahan. “Data-data lahan yang potensial akan dibakar, siapa yang memerintahkan, orang-orang yang bisa disuruh , dan lain-lain bisa dicatat lebih dulu oleh intel TNI di lapangan dan segera dilaporkan ke pimpinan,” kata Ridlwan.
Dengan data akurat itu, aparat bisa melakukan antisipasi sebelum lahan benar-benar dibakar. Misalnya, dengan patroli gabungan bersama polisi, atau penggalangan berupa ceramah bahaya pembakaran hutan di kampung-kampung sekitar lahan. “Intelijen TNI terlatih mengumpulkan data untuk operasi tempur, tidak ada salahnya mengumpulkan data untuk operasi anti pembakaran hutan,” kata Ridlwan.
Mengutip data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) pada 2013 ada 117 perusahaan yang dicatat Walhi sebagai pelaku pembakaran lahan di Riau. Data BNPB akibat kebakaran hutan dan kabut asap, kerugian negara mencapai Rp 20 triliun. “Bencana kabut asap ini juga bagian dari tugas TNI untuk mengatasinya, yakni misi operasi militer selain perang atau omsp,” kata Ridlwan.
Koordinator eksekutif Indonesia Intelligence Institute itu mengapresiasi prajurit TNI yang berada dalam garis terdepan memadamkan api di hutan-hutan. “Bahkan mereka tanpa masker, dengan alat seadanya, salut untuk TNI,” kata Ridlwan.
Namun, jika intelijen TNI dilibatkan lebih awal, kebakaran hutan bisa dicegah. Para calon pelaku juga pasti takut jika patrol rutin TNI dikerahkan lebih awal di lahan-lahan yang potensial untuk dibakar. “Semoga bencana kabut asap ini yang terakhir dan tahun depan TNI bersama pemerintah bisa melakukan pencegahan dini,” katanya.