Memulihkan Kondisi Fisik dan Mental Prajurit TNI yang Menyandang Disabilitas Karena Tugas
Ini liku kisah bagaimana memulihkan kondisi fisik dan mental para prajurit yang jadi penyandang disabilitas karena tugas.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM -Risiko kecelakaan yang menimpa prajurit dalam tugas operasional militer amat besar. Nyawa pun dipertaruhkan demi menjaga keamanan nasional.
Tak sedikit dari mereka yang kehilangan anggota tubuh dalam menjalankan tugas. Pusat Rehabilitasi (Pusrehab) Kementerian Pertahanan Indonesia menjadi salah satu tempat untuk memulihkan kondisi fisik dan mental para prajurit yang jadi penyandang disabilitas.
Pusat rehabilitasi itu terletak di dalam bangunan bertingkat di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.
Di tempat itu, ratusan prajurit penyandang disabilitas berjibaku demi mewujudkan kehidupan lebih baik di tengah keterbatasan fisik.
Di dalam bengkel motor, Minggu (4/10), tampak lima orang memegang sejumlah alat untuk memeriksa mesin kendaraan bermotor.
Di pojok ruangan, ada satu sepeda motor trail hasil modifikasi sepeda motor bebek yang dilakukan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) penyandang disabilitas.
Di bagian gedung lain, 10 prajurit aktif TNI Angkatan Darat berada dalam satu kelas.
Mereka tampak serius mendengarkan petunjuk instruktur. Beberapa di antara mereka tak punya satu kaki, ada yang tak punya satu mata, dan jenis kecacatan lain.
Keterbatasan fisik ternyata tak mengendurkan semangat mereka untuk terus belajar dan berkarya. Sersan Satu Lintar Hanggara (30), prajurit TNI, misalnya, mengikuti pelatihan menjahit di Pusrehab Kemhan, Bintaro, Jakarta Selatan.
Saat ditemui, ia tengah berlatih membuat celana panjang dengan kain berbahan katun. Sambil mengikuti instruksi, ia mengukur jarak jahitan di kain hitam sepanjang 2 meter memakai penggaris dan pensil.
Lintar merupakan prajurit asal Surabaya yang bertugas selama sembilan tahun di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V, Surabaya, Jawa Timur. Kini, ia menjalani rehabilitasi di Pusrehab Kemhan.
Saat bertugas di Surabaya, Lintar dan pasukannya bertugas menghentikan pertikaian di sebuah pasar.
Di tengah keributan, sejumlah orang melemparkan bahan peledak hingga membakar lapak. Saat berusaha memadamkan api, tubuh Lintar tersambar api.
”Saya mengalami luka bakar parah. Keriput bekas melepuh masih tampak dari wajah sampai kaki,” katanya.