Ketua Komisi I DPR Yakin Kemampuan Loby Kemenlu
Saya yakin bahwa kemenlu tidak menggunakan jasa konsultan loby untuk mengatur pertemuan Jokowi dengan Obama
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq yakin pihak kementerian luar negeri tidak menggunakan jasa konsultan loby terkait kunjungan Presiden Jokowi ke AS untuk bertemu Presiden AS, Barack Obama.
Tapi dirinya juga tidak menutup kemungkinan pihak lain diluar kemenlu yang menggunakan jasa konsultan tersebut.
“Saya yakin bahwa kemenlu tidak menggunakan jasa konsultan loby untuk mengatur pertemuan Jokowi dengan Obama dalam kunjungannya ke AS beberapa waktu lalu.Tapi kalau ada pihak lain menggunakan track atau jalur lain itu mungkin saja,” ujar Mahfudz di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Mahfudz sendiri tidak mengetahui siapa yang pihak yang menggunakan jalur lain dan mengunakan jasa konsultan loby termasuk siapa pihak yang membiayai.
”Wallahualam bisawab kalau ditanya siapa dan berapa sebenarnya biaya konsultan tersebut,” katanya.
Mahfudz mengakui saat ini kemampuan loby diplomat RI sudah sangat memadai. Kendalanya selama ini adalah tidak adanya anggaran yang bisa digunakan bagi para diplomat untuk melakukan tugas loby-loby tersebut.
Sehebat apapun diplomat Indonesia, tanpa adanya dukungan anggaran dana yang memadai untuk melakukan loby akan sulit.
“Kalau tidak punya anggaran yah sulit. Namanya loby itu harus banyak entertaint orang lain. Anggaran kemenlu sendiri untuk para diplomat sangat kecil dan penggunaannya sangat ketat. Jadi sulit untuk melakukan loby,” ujarnya.
Dia pun menceritakan ada seorang diplomat di konjen Indonesia di AS yang dilihatnya sangat hebat ketika berkunjung ke sana.
”Saat itu saya melihat dia dikenal oleh seluruh petugas di Bandara disana. Kami pun tanpa ada masalah masuk dan keluar AS. Ketika saya tanyakan bagaimana dia bisa dikenal banyak orang di Bandara, dia menjawab bahwa dirinya kalau hari natal atau hari tertentu kerap mengirimkan wine atau anggur ke mereka,” tegasnya.
Kiriman hadiah wine itu tegas Mahfudz menggunakan uang pribadi.
”Jadi bagaimana kita mau meloby, kalau sekedar mengirim wine saja harus prosedur dan dananya tidak ada dan harus dilaporkan segala macam. Bandingkan dengan Cina di Indonesia yang kalau dalam hal meloby luar biasa mereka melakukannya” katanya.