"Tak Ada Tempat di Agama Apapun untuk Kekerasan dan Terorisme"
Kebencian tidak bisa diselesaikan dengan kebencian. Perlu ada solidaritas atas nama kemanusiaan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perlu kesadaran dan aksi bersama semua kelompok masyarakat bahwa tidak dibenarkan melakukan teror. Apalagi sampai merenggut nyawa manusia.
Hal itu menurut Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq penting dilakukan bersama semua elemen masyarakat Indonesia.
Tak lain agar kejadian serupa seperti di Paris tidak terjadi di tanah air.
Selain itu, kata dia, perlu sikap lebih dewasa dan kritis dalam menghadapi isu-isu liar seputar motif dan aktor di balik serangan mematikan di Paris.
"Selain juga sikap taken for granted dan fanatisme buta akan menyeret kita dalam pusaran konflik dan teror yang tak berkesudahan," ujar Fajar kepada Tribunnews.com, Minggu (15/11/2015).
Menurutnya, kebencian tidak bisa diselesaikan dengan kebencian. Perlu ada solidaritas atas nama kemanusiaan.
"Kita perlu satu suara, tidak ada tempat di agama apapun untuk kekerasan dan terorisme," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Francois Hollande menyebutkan bahwa serangan teroris di Paris sebagai perang yang dilakukan oleh kelompok militan ISIS.
"Ini adalah perang yang dilakukan oleh pasukan teroris. Ini adalah perang yang telah dipersiapkan, diatur dan direncanakan dari luar negeri dengan melibatkan orang di sini melakukan investigasi dalam menunjang rencana tersebut," ujar Hollande di Istana Presiden Élysée Palace, Sabtu (14/11/2015).