Kapolri Kumpulkan Data Intelejen Buru Pentolan Teroris Santoso
Rapat tadi untuk bisa melanjutkan langkah-langkah apa yang harus kami lakukan ke depan dalam rangka mengantisipasi teroris dan saya melakukan masalah
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkapkan hasil rapat koordinasi dengan Menko Polhukam, Kamis (19/11/2015) siang.
Dalam pertemuan tersebut pembahasan dilakukan dalam rangka mempertajam Operasi Camar Maleo III guna memberantas jaringan teroris pimpinan Santoso yang berada di Poso.
"Rapat tadi untuk bisa melanjutkan langkah-langkah apa yang harus kami lakukan ke depan dalam rangka mengantisipasi teroris dan saya melakukan masalah perkembangan operasi Poso," ujar Badrodin di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Baca juga: Anjing Pelacak Diberi Perlakukan Khusus Sebelum Buru Teroris di Poso
Badrodin mengatakan, saat ini pihaknya bersama jajaran lainnya seperti TNI, Badan Intelijen Negara, dan lembaga terkait terus mengumpulkan data intelijen guna pertajam operasi tersebut.
Dari data intelijen, kata Badrodin, pihaknya juga akan melakukan langkah-langkah taktis untuk mempersulit gerak anak kelompok Santoso di hutan Poso, sehingga mudah dilakukan pengejaran.
"Kami sudah lakukan evaluasi disana bersama panglima TNI kemudian juga ada beberapa hal yang harus kami tajamkan mulai dari data Intelijen, kemudian langkah-langkah taktis yang juga harus dilakukan untuk upaya memperlemah pengejaran terhadap kelompok Santoso ini," ucap Badrodin.
Baca juga; Perjuangan Anjing Pelacak Mabes Polri Telusuri Jejak Santoso di Poso
Operasi Camar Maleo masih berjalan, terakhir, satu dari tiga orang kelompok jaringan teroris di Poso tewas dalam baku tembak dengan aparat gabungan TNI dan Polri.
Badrodin sebelumnya juga telah mengatakan bahwa Operasi Camar Maleo diharapkan segera membuahkan hasil, dengan menangkap kepala kelompok teroris Santoso sebelum masuk tahun 2016.
"Sampai sekarang masih berlangsung operasinya. Dibantu 500 anggota TNI. Mereka sudah dibagi ke dalam beberapa pos. Diharapkan sebelum akhir tahun Santoso bisa ditangkap," kata Badrodin.