Reaktor TRIGA 2000 Bandung Masih Dibutuhkan
Reaktor TRIGA 2000 di Bandung bakal segera kembali beroperasi. Akhir November mendatang uji coba pengoperasian akan dilakukan oleh BATAN
TRIBUNNEWS.COM - Reaktor TRIGA 2000 di Bandung bakal segera kembali beroperasi. Akhir November mendatang uji coba pengoperasian akan dilakukan.
Pengoperasian ini bukan sekadar upaya mempertahankan kebanggaan sebagai reaktor pertama yang dimiliki Indonesia. Pasalnya, keberadaan reaktor yang telah beroperasi sejak tahun 1965 itu sejatinya masih dibutuhkan publik.
Selain telah selesai direnovasi dan diperkuat struktur reaktornya, Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Efrizon Umar mengatakan, batang kendali Reaktor TRIGA 2000 juga sudah berhasil diganti.
“Batang kendali yang baru ini dibuat di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Serpong dan telah mendapat persetujuan modifikasi dari BAPETEN. Tanggal 26 atau 27 November nanti reaktor akan kembali kita operasikan,” kata Efrizon saat ditemui di Gedung PSTNT, Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/11/2015) lalu.
Reaktor TRIGA 2000 dihentikan sementara operasinya sejak Desember 2011 silam.
Salah satu penyebabnya ialah batang kendali yang dilengkapi elemen bakar (fuel follower control rod – FCCR) telah mencapai fraksi bakar (burnup) di atas 50% dan perlu diganti.
Penggantian batang kendali reaktor terkendala karena perusahaan penyuplai tidak lagi memproduksi jenis batang kendali yang dibutuhkan Reaktor TRIGA.
Alhasil, lanjut Efrizon, BATAN pun mendesain dan memproduksi sendiri batang kendali yang baru di Serpong.
"Ini dibuat sendiri oleh tim BATAN. Praktis tinggal teras reaktor saja yang sebenarnya masih produk lama. Hitungannya sekitar 80% alat-alat di fasilitas Reaktor TRIGA kita sudah bisa dirancang dan dirakit sendiri," imbuh Efrizon.
Pada periode 2015-2019, Efrizon mengatakan, BATAN akan mendesain dan memproduksi teras reaktor yang baru. Jika hal ini terealisasi, praktis semua peralatan di fasilitas nuklir tersebut berhasil dibuat oleh bangsa sendiri.
"Kalau sudah 100%, berarti untuk reaktor riset sejenis kita sudah bisa bangun sendiri," kata dia.
Pada 20 Februari lalu, Reaktor TRIGA 2000 genap berusia setengah abad. Secara rata-rata usia reaktor riset dapat berkisar antara 60-80 tahun. Ini berarti Reaktor TRIGA 2000 telah melewati separuh usianya.
Namun, Efrizon melanjutkan, keberadaan Reaktor TRIGA 2000 masih dibutuhkan publik. Ke depan, Reaktor TRIGA 2000 akan kembali memproduksi radioisotop dan radiofarmaka untuk rumah sakit dan pihak swasta lainnya di Pulau Jawa.
"Jadi, bukan sekadar kebanggaan saja karena ini reaktor pertama di Indonesia. Tapi memang masih dibutuhkan. Apalagi saat ini terjadi kelangkaan radioisotop di Indonesia. Dalam waktu dekat, misalnya, kita bisa suplai untuk RS Hasan Sadikin," jelas dia.
Hal ini juga sejalan dengan kajian perencanaan strategis yang disusun PSTNT terkait perlu tidaknya Reaktor TRIGA 2000 terus beroperasi sesuai permintaan International Atomic Energy Agency (IAEA).
Dalam kajian tersebut diketahui keberadaan Reaktor TRIGA 2000 setidaknya masih dibutuhkan oleh sebanyak 25 pemangku kepentingan, baik pihak swasta maupun pemerintah.
"Selain itu, kita bandingkan juga dengan pengalaman negara-negara lain yang menghentikan operasi reaktor risetnya. Ternyata untuk decommissioning itu nggak murah. Reaktor di Buffalo, Amerika Serikat misalnya, decommissioning-nya menghabiskan sekitar US$14,4 juta," terang Efrizon.
Sebagai reaktor riset, Efrizon menambahkan, Reaktor TRIGA 2000 juga tidak pernah sepi kunjungan. Setiap tahunnya, belasan ribu orang mengunjungi reaktor tersebut.
"Untuk sampai Oktober kemarin saja hitungannya sudah sekitar 16 ribu orang yang berkunjung," tuturnya.
Efrizon mengatakan, Reaktor TRIGA 2000 tidak hanya fokus memproduksi radioisotop.
Saat ini, pemanfaatan analisis aktivasi neutron yang dikembangkan PSTNT juga digunakan untuk meneliti kualitas udara di seluruh Indonesia.
"Saat ini sedang dilakukan di sembilan kota di luar Pulau Jawa ," jelas dia.
Sesuai perencanaan strategis terbaru, PSTNT juga bakal menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk memanfaatkan fasilitas reaktor untuk praktikum tertentu.
"Jadi, mereka tidak perlu lagi bikin laboratorium untuk praktikum, tapi bisa di sini. Bisa juga digunakan untuk riset S2 dan S3," kata dia.
Saat ini, perpanjangan izin operasi reaktor sedang disiapkan dan akan diajukan ke BAPETEN. Jika tidak ada aral melintang, Efrizon mengatakan, Reaktor TRIGA 2000 bisa terus beroperasi hingga 2026.
Adapun terkait decommissioning plan, sejumlah opsi mengemuka. Selain diratakan dengan tanah, Reaktor TRIGA 2000 juga bisa dijadikan sebagai museum untuk tujuan pendidikan.
"Teras reaktornya bisa dipindahkan dan dibikin semacam replika untuk menggantinya. Tapi kalau dijadikan museum, otomatis harus terus diawasi tingkat radiasinya," tandas dia.