Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan TNI AU Tidak Pilih Helikopter Buatan PT DI

Menjadi sorotan publik diantaranya karena dikabarkan akan jadi alat transportasi presiden

Penulis: Abdul Qodir
zoom-in Alasan TNI AU Tidak Pilih Helikopter Buatan PT DI
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna saat diwawancarai di rumah dinas, Jalan Diponegoro no 34, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/11/2015). Ia menjelaskan tentang alasan dan peruntukan pengadaan helikopter AW101 VVIP. 

Teknologi FADEC ini membuat helikopter dapat terbang dengan optimal meskipun hanya dengan satu mesin saja. AW101 dapat terbang selama 6,5 jam.

Helikopter ini juga mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara (air refuelling). Dengan kapasitas bahan bakar 4rb liter, AW-101 VVIP sanggup terbang sejauh 1.360 km dengan kecepatan jelajah mencapai 278 Km/jam serta maksimal bisa digeber sampai Kecepatan 309 km/jam.

Kelebihan lain helikopter AW101 VVIP yang dibanderol sekitat 45Juta $ per unit ini adalah anti peluru, anti crash dengan perlindungan air bag system, tersedia juga pelampung serta perahu karet sebagai perlengkapan standar VVIP.

Untuk kenyamanan penumpang VVIP, AW101 VVIP mempunyai ukuran kabin yang luas di kelas helikopter sekelasnya, yakni kompartemen dengan tinggi 1,83 meter dan lebar 2,49 meter.

AW101 VVIP menyediakan interior dengan kursi mewah berikut perabotannya, pintu tangga samping VVIP, dan pintu belakang lewat atau ramp door untuk keluar masuk barang dan pasukan pengaman khusus.

Fitur lain di ruang kabin helikopter AW101 VVIP mencakup, sistem secure communication, toilet, peralatan medis, kursi staf/paspampres, perangkat informasi/hiburan, dan perlindungan balistik.

Kabin AW101 VVIP juga mempunyai fitur low noise dan efek getaran yang rendah.

Berita Rekomendasi

Dan interior kabin heli AW101 VVIP bisa disesuaikan sesuai permintaan pemesan.

Untuk sistem avionik penerbangan mengacu pada AW101 versi Combat SAR, kedua pilot dilengkapi fasilitas Night Vision Goggle (NVG) yang cocok dengan glass cockpit, fully integrated communications, dan mission management system yang memberi gambaran situasi nyata kepada pilot.

Heli versi VVIP ini juga menawarkan defensive aids suite untuk AW101 VVIP, komponen yang disertakan terdiri dari Radar Warning Receiver (RWR), Missile Approach Warning System (MAWS), Laser Warning System (LWS), Directed Infra-Red Countermeasures (DIRCM), Countermeasures Dispensing System (CMDS).

Hingga saat ini, AW101 VVIP baru digunakan oleh 4 negara yaitu pemerintah Arab Saudi, Nigeria, Turkmenistan, dan Algeria.

Helikopter tersebut juga pernah digunakan dalam film James Bond; Skyfall.

Rencana pembelian hekikopter AW101 oleh pihak TNI AU ini sendiri mendapatkan kritik, bahkan sindiran dari pihak PT DI; perusahaan tempat KSAU Marsekal TNI AU sempat menjadi komisaris.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Andi Alisjahbana mengatakan, pihaknya telah memroduksi helikopter EC-275.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas