‎Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie menunjuk Ade Komaruddin sebagai Ketua DPR pengganti Setya Novanto yang mengundurkan diri. Setya Novanto kemudian menduduki posisi Ketua Fraksi Golkar.

Wakil Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol Priyo Budi Santoso menilai keputusan Aburizal menunjuk Novanto sebagai Ketua Fraksi di DPR mengagetkan semua orang.

"Seolah menantang suara rakyat, dan harus diingat di internal partai sendiri tak seperti itu logika berpikirnya," kata Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Priyo mengatakan posisi Ketua Fraksi seharusnya dibicarakan di internal Golkar. Sebab, penunjukkan tersebut berimbas pada Golkar secara keseluruhan.

"Kalau anda tanya satu per satu daerah, semua sedih dan prihatin," ujar Mantan Wakil Ketua DPR itu.

Sebelumnya, Partai Golkar telah memutuskan Ade Komaruddin ‎menggantikan Setya Novanto duduk di kursi Ketua DPR. Hasil itu diputuskan setelah Golkar mengadakan rapat terbatas yang dipimpin Ketua Umum Aburizal Bakrie.

Posisi Ketua Fraksi Golkar yang ditinggalkan Ade Komaruddin diisi oleh Setya Novanto. "Ade Komaruddin ditetapkan sebagai pengganti Setya Novanto sebagai Ketua DPR. Setya Novanto menggantikan Ade Komaruddin sebagai Ketua Fraksi," kata Ketua DPP Golkar Tantowi Yahya ketika dikonfirmasi, Kamis (17/12/2015).

Mengenai pertukaran jabatan tersebut, Tantowi beralasan sebagai kader Golkar harus siap ditempatkan dimana saja dengan posisi apapun. Tantowi menuturkan rapat tidak berlangsung alot karena langsung dipimpin Aburizal Bakrie.

"Alhamdullilah karena pemilihan pengganti domain ketum, tentu saja setelah berkomunikasi dengan unsur-unsur pimpinan di DPP," kata Wakil Ketua Komisi I DPR itu.