Jika Munas Golkar Digelar, Ical dan Agung Jangan Mencalonkan Lagi
Sementara harus ada penggantian pemimpin agar Golkar kembali bersatu.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti LIPI Prof Syamsuddin Harris menilai bukan saatnya lagi bagi Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono untuk menjadi pemimpin di partai sebesar Golkar, karena banyak kader potensial yang sudah sangat siap untuk memimpin partai berlambang Pohon Beringin tersebut.
"Agung Laksono dan Ical jangan maju lagi bsaat Munas besok. Mereka sudah tidak cocok untuk memimpin Golkar. Banyak kader yang bagus untuk memimpin Golkar ke depan," ujar Harris saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (3/1/2016).
Syamsuddin menjelaskan bahwa setidaknya pemimpin Golkar merupakan kader muda yang secara usia berada di bawah 50 tahun.
Jika hal tersebut tidak terlaksana, maka sesungguhnya hal tersebut yang juga mendera partai-partai lain yang tidak memiliki kader muda untuk memimpin partai.
Apalagi, kata Syamsuddin karena dua orang tersebut, Golkar terpecah menjadi dua kubu yang jika dilihat, mempunyai kekuatan yang sama.
Sementara harus ada penggantian pemimpin agar Golkar kembali bersatu.
"Presiden saja sudah generasinya Jokowi, Gubernur sudah generasi Ganjar dan Ahok, Wali Kota sudah berada di tangan generasi Ridwan Kamil. Masa Golkar masih mau mengawetkan Agung Laksono dan Ical? Apa kata dunia?" tambahnya.
Kader muda, kata Syamsuddin bukan hanya untuk memimpin kesatuan Golkar tapi juga untuk regenerasi partai agar ke depan, banyak anakl muda yang masuk menjadi kepengurusan partai dan membawa pembaharuan bagi partai politik.