Upacara HUT Kemenag Tercoreng, Karpet Salat Diinjak-injak Penari
Peristiwa tersebut langsung diklarifikasi oleh Menteri Agama Lukman Hakimn Saifuddin.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Agama RI memperingati Hari Ulang Tahun atau Hari Amal Bakti ke-70 yang jatuh pada tanggal 3 Januari 2016.
Upacara peringatan Hari Amal Bakti ke-70 tersebut digelar di halaman Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jalan Lapangan Banteng Barat, Pasarbaru, Jakarta Pusat, Minggu (3/1/2016).
Seperti dilansir dari akun jejaring sosial resmi Twitter milik Kemenag, upacara tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Berdasarkan pantauan TRIBUNNEWS.com di Twitter, sejumlah pengguna jejaring sosial turut mengucapkan selamat kepada Kementerian Agama.
"Selamat Ultah Kemenag_RI: ke 70. Terus menjaga toleransi dan keberagaman," tulis salah seorang pengguna Twitter atau yang kerap dijuluki tweeps sembari membubuhi tagar #HAB70.
Tweeps lain menuliskan, "Selamat semoga semakin baik dan berkualitas dalam melaksanakan revolusi mental dan semakin bersih."
Kendati begitu, upacara tersebut rada tercoreng.
Salah seorang tweeps atas nama akun @cholilnafis yang merupakan milik Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengunggah sebuah foto.
Pada foto tersebut, terlihat sejumlah penari dalam upacara tersebut berlenggak-lenggok sembari menginjak karpet yang biasa digunakan sebagai alas untuk menunaikan ibadah salat.
Sembari mengunggah foto, @cholilnafis pun menulis status sekaligus me-mention akun Twitter milik @lukmansaifuddin dan @Gus_Sholah.
"Salam. Tlg dicek n klo benar dibtegur. Karpet shalat dibuat tarian di HAB Kemenag DKI @lukmansaifuddin @Gus_Sholah," tulis @cholilnafis.
Cuitan @cholilnafis itu langsung dibalas oleh Menteri Agama lewat akun Twitter miliknya @lukmansaifuddin.
"Ya, saya telah mengklarifikasi dan menegurnya. Selaku Menag, saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kekhilafan tersebut," tulis Menteri Agama.
Tak pelak, permintaan maaf tersebut dipuji oleh netizen.
Salah seorang di antaranya mengatakan, "Enak kalau seperti ini, tak memandang siapapun. Yang menegur dengan bahasa sopan, yang ditegur berlapang dada."