TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penampilan Freddy Budiman, gembong narkoba yang dikabarkan menjadi simpatisan kelompok teroris Negara Islam Irak Suriah (ISIS) Indonesia, kini jauh berbeda dibanding ketika diseret ke pengadilan tahun 2013 lalu.

Freddy yang tinggal satu blok dengan Gayus Tambunan, terpidana kasus mafia pajak di LP Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, kini berjanggut dan dua titik hitam menandai jidatnya.

Selain tak pernah ketinggalan salat, Freddy juga rajin mengaji dan membaca Al Qur'an.

Menurut Kalapas Gunung­ Sindur Gumilar Budimulya, Kamis (21/1), selama di LP itu, kegiatan Freddy paling sering mengaji. "Ya kelihatannya dia lebih sering mengaji kalau di sini (Gunung Sindur)," kata Gumilar.

Selain rajin mengaji, Freddy tidak pernah meninggalkan salat lima waktu dan salat-salat sunah lainnya. Makanya, di jidatnya ada dua titik hitam.

Freddy sekarang juga memelihara janggut. "Dia sudah pasrah menghadapi eksekusi mati kapan saja. Makanya dia mau memperbanyak bekal buat akhirat nanti," katanya.

Saat dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur dari Lapas Nu­sa­kambangan, Cilacap, Jawa Tengah Desember 2015 lalu, Freddy hanya membawa baju dan Al Qur'an.

Kabar yang berkembang bahwa Freddy bergabung dengan ISIS tak bisa dijelaskan oleh Gumilar. Ia memastikan bandar narkoba ini tak bisa berinteraksi dengan tahanan lain.

"Pukul 08.00-11.00 memang dikeluarkan dari kamar, tapi tetap dalam blok, ke masjid saja tidak kok," katanya.

Menurutnya, setelah beberapa kali berbincang langsung dengan Freddy, dia menangkap kesan gembong narkoba itu sudah pasrah.  Penampilannya jauh berbeda dari sebelumnya. Rambut Freddy kini pendek dan berwarna hitam.

Perubahan lainnya adalah janggut yang tumbuh lebat di dagunya. "Tak terlalu panjang, memang kenapa kalau jidatnya hitam? Teroris gitu? Jangan dikaitkan ke sana, kasihan orang ini," ujarnya.

Freddy juga sempat mencurahkan perasaannya pada Gumilar. Saat ini, kata Gumilar, Freddy pasrah menunggu eksekusi mati.